SuaraSurakarta.id - Pencemaran Sungai Bengawan Solo dari limbah alkohol yang bernama ciu semakin parah. Akibatnya masyarakat di Kota Solo terancam tidak mendapatkan air bersih.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Solo kembali menghentikan pengoperasionalan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi. Ada ribuan pelanggan yang akan terdampak tidak mendapatkan air bersih jika pengolahan air berhenti.
Direktur Utama PDAM Kota Solo, Agustan mengatakan untuk pengolahan air di sekitar Bengawan Solo dengan kapasitas 70 sampai 75 liter per detik.
"Kira-kira ada 6.000 pelanggan dari Solo dan Sukoharjo yang terdampak kalau pengolahan ini berhenti," terang dia saat ditemui disela-sela mengecek IPA Semanggi, Kamis (9/9/2021).
Baca Juga:Pukul Juniornya di PIP Semarang Hingga Tewas, Pemuda Asal Kota Solo Ditetapkan Tersangka
Tapi ada solusi-solusi jika pengolahan air ini berhenti akibat sungai Bengawan Solo tercemar. Ketika ini tidak berfungsi ada pengalihan-pengalihan aliran.
"Kita berusaha meminimalisir pelanggan yang tidak dapat air. Kalaupun itu ada seperti tahun-tahun sebelumnya kita suplai dengan air tangki," papar dia.
Menurutnya, jadi punya perencanaan tanggap darurat untuk masalah itu. Kalau kondisi paling parah itu pada 2019 lalu.
Saat ini untuk sementara pengolahan air berhenti sejak pagi. Kemungkian siang sudah beroperasi lagi sesuai kondisinya.
"Kita tadi berhenti dari pukul 06.00 WIB. Pengolahan sudah berhenti," sambungnya.
Baca Juga:Duh! Ratusan Pasutri Muda di Kota Solo Ajukan Cerai, Ada 13 Perkara dari ASN
Tadi juga mengecek ke instalasi pengolahan yang ada di samping RSUD Bung Karno.
Di sana ketinggian bak penampungan yang sudah diolah masih di posisi level 3,60 meter, posisi level itu masih aman hingga sora nanti.
"Jadi kalau berhenti sampai sore hari itu ke pelanggan masih aman. Karena tadi pompanya jalan dengan 1.300 rpmnya, jadi tidak ada masalah," ungkapnya.
Observasi terus dilakukan dari jam ke jam hasilnya seperti apa. Cuma kalau melihat kondisinya dibandingkan Selasa (7/9/2021) kemarin, ini lebih pekat.
"Hari selasa kemarin kita berhenti dari pukul 06.00 WIB, pukul 12.00 WIB itu sudah bisa mengambil air kembali. Observasi terus dilakukan," katanya.
Untuk hari ini tidak tahu untuk pengolahannya bisa dilakukan jam berapa.