Siap Digunakan, Ini Penampakan Sarana dan Prasaran Sekolah Rakyat di Solo

Berbagai persiapan pun terus dilakukan atau diselesaikan agar bisa dipakai untuk proses belajar mengawal pada awal pekan mendatang.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 11 Juli 2025 | 17:30 WIB
Siap Digunakan, Ini Penampakan Sarana dan Prasaran Sekolah Rakyat di Solo
Sekolah Rakyat Menengah Atas Solo yang siap digunakan. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 17 Solo yang berada di Center Terpadu Prof Dr Soeharso Jalan Tentara Pelajar Jebres siap digunakan mulai 14 Juli 2025 nanti.

Berbagai persiapan pun terus dilakukan atau diselesaikan agar bisa dipakai untuk proses belajar mengawal pada awal pekan mendatang.

"Jadi persiapan Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 di Solo yang kebetulan bertempat di Center Terpadu Prof. Dr Soeharso, kita persiapan fisik itu sudah hampir rampung 100 persen," terang Kepala Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, Nova Dwiyanto Suli, Jumat (11/7/2025).

Nova mengatakan teman-teman dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU PR) sudah melakukan renovasi dan revitalisasi. 

Baca Juga:Bawa Basket Meroket, Perbasi Dukung Arfinsa Gunawan Maju Calon Ketua KONI Surakarta

"Saat ini tinggal proses perapian, pembersihan sisa-sisa debu terkait pembangunan tersebut," katanya.

Sekolah Rakyat Menengah Atas Solo yang siap digunakan. [Suara.com/Ari Welianto]
Sekolah Rakyat Menengah Atas Solo yang siap digunakan. [Suara.com/Ari Welianto]

Untuk sarana dan prasarana Sekolah Rakyat, lanjut dia, sudah lengkap semua. Ruang kelas ada delapan rombongan belajar (rombel), tiap rombel itu ada 25 anak.

Selain itu, lanjut dia, asrama diklaim juga sudah siap dan asrama putra dan putri itu dipisahkan. Ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Meski asrama dipisah tapi kelasnya itu digabung. Untuk asrama beda gedung, bangunan A dan B. Tiap asrama ada wali asuh, wali asrama yang akan mendampingi selama aktivitas di asrama," papar dia.

Selama anak-anak di asrama itu ada kegiatan dan sudah disusun rapi dari pagi baik yang beragama Islam maupun non Islam. Selanjutnya menjalankan kegiatan belajar mengajar.

Baca Juga:Penceramah Kontroversial Zakir Naik Bakal ke Solo, Wali Kota Ingatkan Hal Ini

"Jadi pagi kalau yang beragama Islam itu bangun salat subuh, bagi yang agama non Islam itu berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan sesuai jadwal belajar yang sudah ditentukan," jelasnya.

"Untuk fasilitas tempat tidur, meja belajar, dan kamar mandi semuanya baru dibangunkan oleh Kemen PU," lanjut dia.

Selama sekolah dan di asrama, mereka boleh keluar masuk tapi harus sesuai aturan yang sudah ada.

"Kalau terkait teknisnya tentunya ini sekolah rakyat untuk mendidik dan membangun karakter anak-anak. Kalau dibilang keluar masuk dari gerbang, tentunya ada aturan-aturan yang mengikat. Jadi memang boarding sistem asrama itu anak-anak dibentuk mental dan karakternya selain pendidikan formas yang berkualitas," ungkapnya.

Untuk jumlah siswa sudah ditetapkan 200 anak jenjang SMA. Tujuan karena begitu banyak siswa yang mendaftarkan pada saat itu, jadi kuota ditambah sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Sosial.

"Jadi awal itu 100 siswa jadi 200 siswa. Ini untuk mengakomodir siswa-siswa di seluruh Kota Solo yang berminat mengikuti program ini. Terkait yang mengundurkan diri memang ada beberapa karena ada yang diterima di sekolah tertentu yang sesua minat dan bakatnya," sambung dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini