Bikin Miris, Orderan Peti Mati di Solo Melonjak hingga Pengrajin Kewalahan

Beberapa diantaranya dua pengerajin di Kampung Menangan, Kelurahan Joyosuran, RT 6, RW 1 Surakarta, mengaku menolak orderan dari rumah sakit.

Ronald Seger Prabowo
Rabu, 07 Juli 2021 | 14:06 WIB
Bikin Miris, Orderan Peti Mati di Solo Melonjak hingga Pengrajin Kewalahan
Selama bulan Juni 2021 para pengerajin peti mati di Kota Solo kewalahan memenuhi pesanan. [ist]

SuaraSurakarta.id - Selama bulan Juni 2021 para pengerajin peti mati di Kota Solo kewalahan memenuhi pesanan. 

Beberapa diantaranya dua pengerajin di Kampung Menangan, Kelurahan Joyosuran, RT 6, RW 1 Surakarta, mengaku menolak orderan dari rumah sakit. 

"Pas musim Covid-19 banyak pembeli sampai pada nunggu, barang belum jadi sudah ditunggu. Tapi kempauan kita terbatas, jadi ya dibagi-bagi," ungkap salah seorang pemilik usaha peti mati, Nur Istikhomah (31), Rabu (7/7/2021).

Sementara dirinya mengaku, tujuh orang yang bekerja ditempatnya hanya mampu memproduksi 15 - 17 peti mati.  Sedangkan orderan dari Bakul dan perorangan rata-rata mencapai 35 peti per hari.

Baca Juga:Hingga Juni 2021, Ada 580 Jenazah di Kota Solo yang Dimakamkan dengan Protokol Covid-19

"Sebenarnya orderan dari rumah sakit ada tapi kita tolak. Soalnya tidak jangkau waktunya," jelasnya.

Selain itu dirinya juga mengaku bahwa pengiriman bahan baku juga terlambat karena kebutuhan meningkat.

Biasanya, lanjut dia pengiriman papan dilakukan 3 hari sekali, jumlahnya sekitar 500 lembar. Sekarang, dalam 2 hari saja bahan baku sudah habis. 

"Kita pesan dari Boyolali. Sebelum pandemi, sekali pengiriman itu untuk 2 orang sekarang untuk 4 orang," katanya.

Demi mempersingkat proses produksi, karyawannya tidak membuat model kembangan namun langsung proses nyemok atau membalut peti dengan kain putih. 

Baca Juga:STP Penuh, Pasien Covid-19 di Kota Solo Mulai Dialihkan Isolasi di Sekolah

Menurut Nur, jika harus membuat kembangan, tempat usahanya hanya mampu memproduksi 10 peti mati. 

Hal yang sama juga dilakukan Diani Febriyanti (35), dirinya tidak membedakan peti mati antara jenazah yang terkonfirmasi positif ataupun negatif virus Covid-19. 

"Ini dipolos semua kalau atas bawah biar cepet. Karena pesanan akhir-akhir ini banyak banget", paparnya

Sementara dirinya saat ini harus mempercepat pembuatan peti mati untuk dikirim ke Klaten, Wonogiri, Sukoharjo, hingga Gunung Kidul DIY.

Mengenai model peti mati, Diani juga mengaku hampir rata rata sama jenis permintaannya.

Kontributor : Budi Kusumo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini