Melodi Tradisi, Rasa Kekinian: Gojek Hadir di Tengah Semarak Adeging Mangkunegaran

Sebagai perusahaan teknologi penyedia layanan on-demand, Gojek mendukung kelancaran mobilitas ribuan pengunjung yang hadir selama acara berlangsung.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 18 April 2025 | 16:09 WIB
Melodi Tradisi, Rasa Kekinian: Gojek Hadir di Tengah Semarak Adeging Mangkunegaran
Pura Mangkunegaran. [website UGM]

Dukungan Gojek juga dirasakan oleh pelaku UMKM kuliner lokal, seperti Ayam Keprabon, yang ikut meramaikan acara kuliner di sekitar Pura Mangkunegaran. Yonathan Sebastian Liyanto, pemilik Ayam Keprabon.

"Kami senang bisa menjadi bagian dari perayaan Adeging Mangkunegaran bersama Gojek. Selain acara yang meriah, kami juga mendapat banyak pelanggan baru, terutama wisatawan yang ingin mencoba kuliner khas Solo. Terima kasih Gojek yang terus mendukung UMKM seperti kami untuk tumbuh dan dikenal lebih luas," jelas dia.

Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, peringatan Adeging Mangkunegaran pada 2024 mencatatkan lebih dari 20.000 pengunjung selama tiga hari pelaksanaan, meningkat sekitar 35% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kegiatan ini juga menggerakkan perekonomian lokal, dengan partisipasi lebih dari 50 UMKM kuliner dan kerajinan tangan di area sekitar Pura Mangkunegaran.

Baca Juga:Cerita Pemerhati Budaya Solo Ngalap Berkah Bersama Pengayuh Becak, Tukang Sapu hingga Buruh

Dengan dukungan dari Gojek dan berbagai acara budaya yang menarik, Adeging Mangkunegaran tahun ini menjadi contoh nyata bagaimana tradisi dan teknologi dapat bersinergi untuk mendorong pariwisata dan memperkuat kebanggaan lokal di Solo.

Pura Mangkunegaran adalah istana resmi Kadipaten Mangkunegaran dan tempat kediaman para Adipati Mangkunegaran. Bangunan ini berada di Kota Solo.

Bangunan asli istana ini mulanya merupakan kediaman Patih Sindureja (seorang patih Kesunanan Surakarta), yang setelah Perjanjian Salatiga pada tahun 1757 diserahkan kepada Mangkunegara I dan kemudian dibangun serta diperbesar dengan mengikuti model keraton.

Ditempatinya istana ini oleh Mangkunegara I mengawali pendirian Kadipaten Mangkunegaran, sebagai realisasi dari Perjanjian Salatiga ditandatangani oleh kelompok Raden Mas Said, Sunan Pakubuwana III, Sultan Hamengkubuwana I, dan VOC pada tahun 1757.

Pangeran Sambernyawa, julukan bagi Raden Mas Said, diangkat menjadi seorang 'Pangeran Adipati Miji' dengan gelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.

Baca Juga:Heboh Cuitan KGPAA Purbaya, Pemerhati Budaya: Preseden Buruk untuk Keraton Solo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini