Melodi Tradisi, Rasa Kekinian: Gojek Hadir di Tengah Semarak Adeging Mangkunegaran

Sebagai perusahaan teknologi penyedia layanan on-demand, Gojek mendukung kelancaran mobilitas ribuan pengunjung yang hadir selama acara berlangsung.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 18 April 2025 | 16:09 WIB
Melodi Tradisi, Rasa Kekinian: Gojek Hadir di Tengah Semarak Adeging Mangkunegaran
Pura Mangkunegaran. [website UGM]

SuaraSurakarta.id - Gojek sebagai bagian dari GoTo, kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelestarian budaya Indonesia dengan terlibat dalam peringatan Adeging Mangkunegaran, yang menandai hari berdirinya Pura Mangkunegaran di Solo.

Peringatan tahun ini menghadirkan berbagai kegiatan budaya, seperti festival musik tradisional dan kontemporer, pesta kuliner khas Solo, serta kegiatan lari budaya yang melibatkan masyarakat umum.

Sebagai perusahaan teknologi penyedia layanan on-demand, Gojek mendukung kelancaran mobilitas ribuan pengunjung yang hadir selama acara berlangsung.

Gojek menyediakan layanan GoCar dan GoRide untuk memudahkan masyarakat dan wisatawan mengakses lokasi acara dengan nyaman dan efisien.

Baca Juga:Cerita Pemerhati Budaya Solo Ngalap Berkah Bersama Pengayuh Becak, Tukang Sapu hingga Buruh

Untuk meningkatkan antusiasme masyarakat, Gojek meluncurkan kode promo MANGKUNEGARAN268 yang memberikan diskon hingga Rp 30.000 untuk layanan GoRide dan GoCar. Promo ini berlaku dari 11 hingga 20 April 2025.

Gojek Indonesia
Gojek Indonesia

Strategic Regional Head Gojek Central & West Java, Farid Isnawan mengungkapkan bahwa Adeging Mangkunegaran bukan hanya sekadar perayaan sejarah, tetapi juga merupakan momentum penting untuk memperkuat identitas budaya lokal.

"Kami percaya bahwa pelestarian budaya harus berjalan beriringan dengan kemudahan akses. Karena itu, Gojek hadir untuk mendukung mobilitas masyarakat, memastikan mereka dapat menjangkau pusat-pusat kebudayaan seperti Pura Mangkunegaran dengan mudah, nyaman, dan terjangkau," kata dia, Jumat (18/4/2025).

Peringatan Adeging Mangkunegaran juga mendapat apresiasi dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkoenagoro X, yang menilai bahwa acara ini turut mendorong sektor pariwisata.

"Acara ini menjadi bukti bahwa budaya bisa menjadi penggerak ekonomi dan pariwisata daerah. Kami mengapresiasi dukungan Gojek yang mempermudah akses ribuan pengunjung ke kawasan Pura Mangkunegaran," paparnya.

Baca Juga:Heboh Cuitan KGPAA Purbaya, Pemerhati Budaya: Preseden Buruk untuk Keraton Solo

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara teknologi dan tradisi agar nilai-nilai budaya tetap relevan di masyarakat modern.

Dukungan Gojek juga dirasakan oleh pelaku UMKM kuliner lokal, seperti Ayam Keprabon, yang ikut meramaikan acara kuliner di sekitar Pura Mangkunegaran. Yonathan Sebastian Liyanto, pemilik Ayam Keprabon.

"Kami senang bisa menjadi bagian dari perayaan Adeging Mangkunegaran bersama Gojek. Selain acara yang meriah, kami juga mendapat banyak pelanggan baru, terutama wisatawan yang ingin mencoba kuliner khas Solo. Terima kasih Gojek yang terus mendukung UMKM seperti kami untuk tumbuh dan dikenal lebih luas," jelas dia.

Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, peringatan Adeging Mangkunegaran pada 2024 mencatatkan lebih dari 20.000 pengunjung selama tiga hari pelaksanaan, meningkat sekitar 35% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kegiatan ini juga menggerakkan perekonomian lokal, dengan partisipasi lebih dari 50 UMKM kuliner dan kerajinan tangan di area sekitar Pura Mangkunegaran.

Dengan dukungan dari Gojek dan berbagai acara budaya yang menarik, Adeging Mangkunegaran tahun ini menjadi contoh nyata bagaimana tradisi dan teknologi dapat bersinergi untuk mendorong pariwisata dan memperkuat kebanggaan lokal di Solo.

Pura Mangkunegaran adalah istana resmi Kadipaten Mangkunegaran dan tempat kediaman para Adipati Mangkunegaran. Bangunan ini berada di Kota Solo.

Bangunan asli istana ini mulanya merupakan kediaman Patih Sindureja (seorang patih Kesunanan Surakarta), yang setelah Perjanjian Salatiga pada tahun 1757 diserahkan kepada Mangkunegara I dan kemudian dibangun serta diperbesar dengan mengikuti model keraton.

Ditempatinya istana ini oleh Mangkunegara I mengawali pendirian Kadipaten Mangkunegaran, sebagai realisasi dari Perjanjian Salatiga ditandatangani oleh kelompok Raden Mas Said, Sunan Pakubuwana III, Sultan Hamengkubuwana I, dan VOC pada tahun 1757.

Pangeran Sambernyawa, julukan bagi Raden Mas Said, diangkat menjadi seorang 'Pangeran Adipati Miji' dengan gelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini