SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo Teguh Prakosa menegaskan memback up penuh acara Festival Kuliner Halal dan Non Halal di Solo Paragon Mall.
Penyelenggaraan festival kuliner halal dan non halal sendiri mendapat penolakan dari kelompok masyarakat.
"Karena Pak Kapolres sudah oke. Ya kami akan back up penuh," terangnya saat ditemui, Rabu (12/2/2025).
Teguh menjelaskan bahwa Kota Solo merupakan kota yang majemuk. Sehingga harus menghormati dan menghargai siapapun, maka kegiatan bisa terlaksana.
Baca Juga:Jelang Berakhir Masa sebagai Wali Kota Solo, Teguh Prakosa Bakal Resmikan Sejumlah Proyek
"Bahwa Solo ini kota yang majemuk. Kita harus menghormati dan menghargai siapapun. Maka kegiatan terlaksana dan eksesnya kita dipersempit, kita perkecil. Semoga kegiatan di Solo tetap bisa tetap berjalan sampai tahun berikutnya," ungkap dia.
Teguh menjelaskan bahwa festival non halal dipisah dengan yang halal. Lalu diberi partisi untuk penutup dan pintu masuknya hanya satu, sementara kuliner yang halal itu terbuka.
"Yang non halal itu sudah ditutup pakai partisi dan pintu hanya satu. Kalau dulu hanya dikerubungi saja, justru sekarang ini partisi," jelasnya.
Sementara itu Deputi Direktur Operasional Solo Paragon Mall, Veronica Lahji mengatakan awalnya kuliner halal dan non halal akan digelar di grand atrium atau bagian dalam.
Tapi setelah ada arahan dari kepolisian akhirnya dipisah, untuk kuliner non halal di lobi dua parkir atau bagian luar, sedangkan yang halal tetap di dalam.
Baca Juga:Wali Kota Solo Bakal Dilantik 20 Februari Nanti, Teguh Prakosa: Ora Bingung
"Yang non halal ditutup di semua area, pintu masuknya hanya satu dan ada petugas yang jaga. Jadi ditutup kiri kanan depan belakang, hanya pintu satu pintu untuk pengunjung," sambung dia.
Vero menambahkan festival kuliner bukan pertama kali digelar tapi sudah ke tiga kalinya. Kalau dulu memang semuanya itu non halal tapi sekarang yang halal.
"Tahun sebelumnya itu semuanya non halal. Kalau sekarang ada 45 tenang, sebanyak 26 tenant halal sedangkan 19 tenang non halal," pungkasnya.
Kontributor : Ari Welianto