Jamu yang biasanya diberikan sebulan sekali, saat kondisi seperti ini peternak memperbanyak pemberian jamu sebanyak empat kali dalam satu bulan.
"Kita melihat faktor cuaca. Jika cuaca ektrem kita rutin meminumkannya. Tapi kalau cuaca biasa, kita berikan paling sebulan satu hingga dua kali," terang Setyo.
Selain memberikan asupan suplemen jenis jamu tradisional, di peternakan miliknya ini juga selalu menjaga kebersihan di kawasan kandang untuk meminimalisir adanya virus virus yang menempel.
"Jadi untuk pencegahan kami tingkatkan kebersihan kandang terus internal ditubuhnya hewan kita beri jamu untuk tambahan suplemen jamu. Dipilih jamu karena khasiatnya banyak," ujar dia.
Baca Juga:Di Tengah Wabah PMK, Bupati Pamekasan Tegaskan Warganya Makan Daging Sapi Tetap Aman dari Penyakit
"Jamunya itu ada racikan empon empon, terutama antioksidan terus pencegahan peradangan terus tambah stamina. Terus temulawak lebih ke pencernaan karena kunci utama di pencernaan," urainya.
Untuk pemberian jamu sebelum PMK, dirinya juga mengaku rutin. "Ya meski agak sedikit ribet dalam perawatannnya. Namun demi kesehatan sapi tetap harus kita lakukan," kata Setyo.
Setyo Ibnu tak menampik jika merebaknya wabah PMK di sejumlah daerah membuatnya was- was, meskipun di daerah ini tidak ditemukan ternak yang terjangkit.
Namun demikian, sebagai antisipasi agar sapi tidak terjangkit pmk, Setyo Ibnu ini memberikan tambahan suplemen berupa jamu.
Baca Juga:Kerahkan Jajaran Terus Pantau PMK, Polres Sukoharjo Imbau Masyarakat Tidak Perlu Panik