SuaraSurakarta.id - Hingga saat ini prosesi suksesi Mangkunegaran masih belum ditentukan sebagai pengganti KGPAA Mangkunegara IX yang meninggal tahun 2021 kemarin.
Beredar luas di publik jika GPH Bhre Cakrahutomo Wiro Sudjiwo menjadi calon terkuat untuk naik tahta menjadi KGPAA Mangkunegara X.
GPH Bhre merupakan putra KGPAA Mangkunegara IX dengan Prameswari Dalem (Permaisuri) KGPAA Mangkunegara IX.
Namun, itu mendapat tanggapan dari GPH Paundrakarna Jiwo Suryonegoro. GPH Paundra, merupakan KGPAA Mangkunegara IX dengan istri Sukmawati Soekarnoputri, namun sudah bercerai.
GPH Paundra menulis unggahan di akun instagram. Unggahan dan komentar tersebut ditanggapi oleh Wedono Satriyo Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat.
Baca Juga:Gibran Bocorkan Waktu Pelaksanaan Suksesi Mangkunegaran, Kapan Digelar?
"Biar saja, sak karepe kono. Saya tidak punya wewenang untuk mengomentari itu," ujar Lilik, Minggu (23/1/2022).
Terkait unggahan GPH Paundra, Lilik mengaku tahu dari media massa. Tapi dari sini yang jelas tidak perlu ditanggapi. "Tidak perlu ditanggapi. Saya tidak punya wewenang kesitu," katanya.
Menurutnya, jika keluarga sudah paham. Untuk masalah prosesi Mangkunegaran masih menunggu diskusi atau musyawarah dari keluarga.
"Ditunggu saja kalau sudah fik. Ini keluarga masih berada di Jakarta dan keluarga sudah paham," tandas dia.
Sebelumnya, Lilik mengatakan jika penerus KGPAA Mangkunegara IX sudah mengerucut satu nama. Dia merupakan putra kakung dari prameswari dalem atau permaisuri KGPAA Mangkunegara IX Prisca Marina Haryogi Supardi.
Baca Juga:Gibran dan Putra KGPAA Mangkunegara IX Bertemu, Gusti Bhre: Hanya Silahturahmi Saja
"Iya, sudah mengerucut kepada pranata adat yang kita anut. Bahwa suksesi nanti akan dipegang oleh putra kakung dari prameswari dalem," terangnya belum lama ini.
Satu nama yang sudah mengerucut ini untuk menguatkan. Hanya saja untuk selanjutnya harus ditentukan oleh kesepakatan bersama dari keluarga inti dan sederek dalem.
"Ini sifatnya menguatkan, itu masih digodok oleh putro dan sederek-sederek dalem. Kita tetap memakai sistem menghargai musyawarah biar terjadi mufakat," sambungnya.
Seperti diketahui unggahan tersebut GPH Paundra menulis, "Bhre yang berpendidikan tinggi janganlah kamu berani-berani nggih, gunakan akal pikiranmu yang sehat secara baik dan benar, gunakan nalarmu dan gunakanlah hatimu dan nuranimu jika masih ada di dalam dirimu,,
"Kamu haruslah sadar diri kami itu anak ragil /anak bungsu yang dijadikan alat ibu kamu untuk memenuhi egonya dan untuk mewujudkan ambisinya
semata ingin terus jadi ratu dan berkuasa lagi dengan menjadikan anak bungsunya jadi boneka (alat) sang ibunya".
"Aku merasa kasihan sama kamu Bhre, ibu tiri sayalah yang membuat hubungan baik saya dengan ayahanda saya, dengan sura dengan Bhre jadi tidak baik dan tidak sehat".
"Bhre,,ingat ya aku ini adalah putra tertua dari ayahandaku dan bukan ayahandamu. Jadi jangan berani-berani nggih dengan aku putra tertua yang jelas jelas sangat mirip dengan ayahandaku".
"Aku berempati sama kamu Bhre, kamu harus tau ibu kamu itu banyak mengarang cerita dan kebohongan-kebohongan,, Ya termasuk kamu itu adalah bagian dari kebohongan-kebohongan yang dia ciptakan dan dia sebarkan".
"Begitu lah Bhre Sang Pangeran Muda Sang Pewaris Tahta andalan ibunya".
"Dan Bhre, berpikirlah yang jernih dengan hati dan budi pekerti yang luhur,, Kasihanilah aku, mb Menur, para Gusti-Gusti, Keluarga Puro Mangkunegaran yang asli, poro Abdi-poro Sentono-poro masyarakat kawaulo alit Puro Mangkunegaran nggih, Kasihanilah kami dan beliau-beliau yang sudah sepuh-sepuh nggih Bhre".
"Bhre,,andaikan saja kamu bukan anak dari ibu tiriku, maka kita berdua akan selalu baik-baik saja,,"
Kontributor : Ari Welianto