SuaraSurakarta.id - Warga Sragen, Yatman, 49 menunjukan sebongkah batu hitam pekat dengan bentuk tak beraturan. Batu itu beratnya mencapai 20 kg meskipun hanya memiliki diameter 40 cm.
Belum diketahui nama dan jenis batu hitam yang ditemukan oleh warga di RT 004A, Dukuh Singget, Desa Sigit, Kecamatan Tangen, Sragen.
Yatman menunjukkan ada dua bagian pada batu itu yang memiliki garis simetris, Tiga garis itu seperti goresan tiga jari tangan pada tanah lempung basah.
Selain itu, Yatman juga menunjukkan pola seperti sebuah tangan atau cakar yang mencengkeram. Bila dilihat modelnya bukanlah seperti tangan manusia.
Baca Juga:Sesepuh Desa Ungkap Kisah Soal Gua Mangkubumi, Ada Batu yang Tak Bisa Dipindah
Dia lalu mengisahkan batu itu memiliki cerita yang aneh dan unik. Batu itu ditemukan simbahnya, Pawiro Paimin, yang sudah meninggal dunia 15 tahun lalu. Yatman masih ingat ketika simbahnya berkisah tentang batu itu.
“Dari cerita simbah buyut itu, awalnya simbah melakukan puasa prihatin. Kemudian simbah itu bermimpi menyelam di Bengawan Solo. Dari mimpi itu kemudian simbah lelaku betul menyelam di Bengawan Solo yang dalamnya sekitar 1 meter. Saat menyelam itulah simbah menemukan batu itu kemudian dibawa pulang. Sampai sekarang, saya yang menyimpan batu itu,” ujarnya dikutip dari Solopos.com Kamis (29/10/2021).
Yatman menerangkan lokasi temuan batu itu tepatnya di sebelah barat Jembatan Ganefo Tangen. Lokasinya dekat pertemuan sungai dan dekat jembatan penyeberangan lama.
Yatman tak mengetahui sebenarnya batu apa itu karena bentuknya tak seperti batu pada umumnya dan tidak beraturan.
Ia berkisah dulu ada perempuan yang pegang batu itu, tahu-tahu perempuan itu pingsan. Ia melanjutkan seseorang dari Solo pernah ingin mengambil batu itu dengan mahar tertentu, tetapi Yatman tidak mengizinkan.
Baca Juga:Ironis! Wanita Cantik Asal Sragen Ini Jadi DC Pinjol, Ancam Kirim Konten Porno ke Korban
“Sebelum meninggal simbah tidak berpesan apa-apa. Kadang saat simbah bercerita itu memakai bahasa Jepang, jadi saya tidak paham. Batu itu batu fosil atau meteorit atau apa, tidak tahu,” ujarnya.
Kepala Desa Sigit, Wardoyo, mengaku telah memeriksa batu hitam itu. Di luar bentuknya yang aneh, ia tak menemukan apa-apa di batu itu. Meski begitu, lanjut dia, konon batu itu tidak boleh keluar dari Desa Sigit.