
Batik Parang merupakan salah satu motif batik Solo yang telah ada sejak zaman Kerajaan Kartasura. Parang diambil dari kata "pereng" yang memiliki arti lereng atau tebing.
Motif ini terlihat seperti huruf S yang diambil dari deburan ombak di lautan, yang melambangkan kekuasaan, kekuatan dan semangat. Susunan huruf S yang saling terhubung melambangkan kesinambungan dan bentuk tali persaudaraan.
Pada zaman dahulu, motif ini hanya dipakai para raja, penguasa dan ksatria.
2. Motif Batik Kawung
Baca Juga:Sindir Kaum Pemalas dan Suka Sambat, Khofifah Pamer Karya Batik Tulis Garapan Disabilitas

Batik Kawung memiliki keindahan yang tak kalah dari motif batik lain dari Solo. Motif ini dinamakan kawung karena bentuknya yang lonjong, seperti buah kawung atau kolang-kaling.
Bentuk kawung ini disusun secara geometris dan sejajar, menyerupai bunga teratai dengan empat buah kelopak yang tampak merekah. Bunga teratai bagi masyarakat Jawa melambangkan kesucian dan panjang umur.
Pada zaman dahulu, motif batik kawung hanya dapat digunakan kalangan kerajaan. Motif ini mencerminkan pribadi pemimpin yang mampu menjaga hati dan hawa nafsu.
3. Motif Batik Sidomukti

Sidomukti berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yakni Sido dan Mukti. Sido berarti jadi dan mukti berarti makmur, sejahtera atau berkecukupan.
Baca Juga:Sempat Normal, Akun Instagram Pemkot Solo Kembali Dibajak?
Motif batik Solo ini kerap digunakan dalam acara pernikahan di Solo. Motif Batik Sidomukti dikenakan dengan maksud agar bahtera rumah tangga diberi keberkahan, rezeki dan kebahagiaan.