SuaraSurakarta.id - Muncul tiga nama digadang-gadang pewaris tahta Pura Mangkunegaran usai KGPAA Mangkunegara IX usai meninggal dunia.
Ketiganya merupakan dua putra kandung KGPAA Mangkunegara IX, tapi beda ibu.
GPH Puandrakarna Jiwo Suryonegara yang merupakan putra pertama pernikahan KGPAA Mangkunegara IX dengan Sukmawati Sukarnoputri.
Serta GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo anak KGPAA Mangkunegara IX dengan Prisca Marina Yogi Supardi yang dinobatkan menjadi permaisuri KGPAA Mangkunegaran IX.
Baca Juga:Pengganti Raja Mangkunegaran Belum Ditentukan, GPH Bhre Juga Punya Peluang
Satu nama lagi yang muncul dan bisa menjadi calon pewaris tahta Pura Mangkunegaran. Dia adalah KRMH Roy Rahajasa Yamin.
Dilansir dari berbagi sumber, Roy Rahajasa Yamin adalah ketua umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2009-2012 yang merupakan penyelenggara internet Indonesia (ISP/internet service provider).
Selain itu, Roy adalah pendiri PT. Rahajasa media internet (Radnet). Didirikan pada november 1994 dengan visi melampaui masa depan, memiliki misi menjadi sebuah penyedia layanan internet dan berguna untuk korporasi di Indonesia dan dunia.
Pada Mei 1995, pertama kalinya Radnet meluncurkan layanan internet di Indonesia. Radnet memperluas misinya untuk melayani kebutuhan telekomunikasi masyarakat.
Pegiat sejarah dan budaya Soloraya, Surojo mengatakan dilihat dari sejarah suksesi Mangkunegaran tidak selalu dipegang atau turun kepada anaknya.
Baca Juga:Pengganti KGPAA Mangkunegara IX, Cucu Bung Karno Atau Bhre Cakrahutomo?
"Dalam suksesi Mangkunegaran tidak mutlak harus putra mahkota dari Mangkunegara sebelumnya," terang dia saat ditemui, Selasa (21/9/2021).
Surojo mengatakan, dari pengalaman sejarah suksesi Mangkunegara II dengan Mangkunegara III itu bukan anak, tapi malah cucu.
Mangkunegara II merupakan cucu Mangkunegara I (Pangeran Sambernyawa). Mangkunegara III adalah cucu Mangkunegara II.
Bahkan Mangkunegara IV merupakan sepupu dari Mangkunegara III. Sementara Mangkunegara VI adalah adik Mangkunegara V.
"Jadi penerus Pura Mangkunegaran itu tidak harus anak. Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya sudah pernah terjadi," ujarnya.
Surojo menegaskan, jika pertimbangan suksesi Mangkunegara bukan serta merta tidak harus anak. Tapi dicarikan seorang pemangku adat yang kredibel.
"Yang dilihat bukan karena anak dari Mangkunegara sebelumnya. Tapi kapabilitas dalam memimpin Pura Mangkunegaran," ungkap dia.
Menurutnya, keluarga trah besar Mangkunegaran harus benar-benar memikirkan dan menimbang-nimbang mana yang cocok memimpin Pura Mangkunegaran.