SuaraSurakarta.id - Teka teki suksesi Keraton Mangkunegaran hingga kini masih belum jelas.
Masyarakat masih bertanya-tanya, siapa pewaris tahta Pura Mangkunegaran usai KGPAA Mangkunegara IX meninggal dunia.
Sejauh ini ada dua nama yang digadang-gadang menjadi calon pewaris tahta. Keduanya merupakan putra kandung KGPAA Mangkunegara IX, tapi beda ibu.
Keduanya adalah GPH Puandrakarna Jiwo Suryonegara yang merupakan putra pertama pernikahan KGPAA Mangkunegara IX dengan Sukmawati Sukarnoputri.
Baca Juga:Pengganti KGPAA Mangkunegara IX, Cucu Bung Karno Atau Bhre Cakrahutomo?
Kemudian GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo anak KGPAA Mangkunegara IX dengan Prisca Marina Yogi Supardi yang dinobatkan menjadi permaisuri KGPAA Mangkunegaran IX.
Namun, ada satu nama muncul yang bisa menjadi calon pewaris tahta Pura Mangkunegaran. Dia adalah KRMH Roy Rahajasa Yamin.
KRMH Roy Rahajasa Yamin merupakan cucu dari Mohammad Yamin dan cucu KGPAA Mangkunegara VIII.
Dia putra dari pasangan Dang Rahadian Sinayangish Yamin dan GRA Retno Satuti yang merupakan putri tertua KGPAA Mangkunegara VIII.
Pegiat sejarah dan budaya Soloraya, Surojo mengatakan dilihat dari sejarah suksesi Mangkunegaran tidak selalu dipegang atau turun kepada anaknya.
Baca Juga:Soal Siapa yang Naik Tahta, Keluarga Raja Mangkunegaran Masih Enggan Bicara
"Dalam suksesi Mangkunegaran tidak mutlak harus putra mahkota dari Mangkunegara sebelumnya," terang dia saat ditemui, Selasa (21/9/2021).
Surojo mengatakan, dari pengalaman sejarah suksesi Mangkunegara II dengan Mangkunegara III itu bukan anak, tapi malah cucu.
Mangkunegara II merupakan cucu Mangkunegara I (Pangeran Sambernyawa). Mangkunegara III adalah cucu Mangkunegara II.
Bahkan Mangkunegara IV merupakan sepupu dari Mangkunegara III. Sementara Mangkunegara VI adalah adik Mangkunegara V.
"Jadi penerus Pura Mangkunegaran itu tidak harus anak. Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya sudah pernah terjadi," ujarnya.
Surojo menegaskan, jika pertimbangan suksesi Mangkunegara bukan serta merta tidak harus anak. Tapi dicarikan seorang pemangku adat yang kredibel.
"Yang dilihat bukan karena anak dari Mangkunegara sebelumnya. Tapi kapabilitas dalam memimpin Pura Mangkunegaran," ungkap dia.
Menurutnya, keluarga trah besar Mangkunegaran harus benar-benar memikirkan dan menimbang-nimbang mana yang cocok memimpin Pura Mangkunegaran.
Lanjut dia, kalau memang anak dari permaisuri dinilai baik dan kredibel memimpin Pura Mangkunegaran tidak masalah.
Mungkin ada anak Mangkunegara dari istri lain, setelah ditimbang dan punya kapabilitas baik tidak masalah juga.
Namun, ada juga alternatif yang lebih baik dari keduanya, baik itu cucu dari Mangkunegara sebelumnya bisa jadi pertimbangan.
"Itu bisa ditimbang dan menjadi perhatian keluarga besar Mangkunegara. Posisi saat ini diserahkan saja kepada trah Mangkunegara," sambungnya.
Berharap sosok pewaris tahta Pura Mangkunegara merupakan sosok yang bisa menunjukkan kapabilitas sebagai pemangku adat, pemangku kadipaten yang sekarang komitmen terhadap budaya, adat dan tradisi di Mangkunegaran.
Karena Keraton Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran merupakan penjaga gawang dari adat dan budaya tradisi di Jawa. Kedua lembaga ini merupakan kiblatnya tradisi orang Jawa.
"Mungkin dari trah keluarga sudah punya calon. Saya harap keluarga tidak gegabah dalam menentukan pengganti Mangkunegara IX," tandas dia.
Kontributor : Ari Welianto