- Pada 15 November 2025, dalam momen Jumeneng Nata PB 14 Purbaya, lima kerabat inti menerima kenaikan gelar menjadi Panembahan.
- Gelar Panembahan bermakna status bangsawan tinggi di bawah raja, melambangkan penghormatan, kepatuhan spiritual, serta jasa besar bagi istana.
- Penganugerahan gelar ini didasarkan sepenuhnya pada Sabda Raja dan berfungsi memperkuat legitimasi serta kehormatan keluarga besar Keraton Solo.
4. Penanda legitimasi politik dan budaya
Dalam konteks Keraton Solo, pemberian gelar Panembahan juga berfungsi memperkuat legitimasi raja yang baru. Dengan menempatkan kerabat terdekat pada posisi tinggi, PB 14 menunjukkan struktur pendukung yang solid.Hal ini sering dilakukan raja raja Jawa untuk memperkuat fondasi kekuasaan mereka pada masa transisi.
5. Simbol kehormatan keluarga raja
Panembahan adalah gelar yang sekaligus mengangkat martabat keluarga secara keseluruhan. Ketika tiga kakak PB 14 dan dua paman PB 13 menerima gelar ini, status keluarga besar ikut terangkat.
Dalam budaya Jawa, kehormatan keluarga dan posisi sosial sangat penting. Gelar ini menjadi bentuk penghargaan terhadap upaya kolektif keluarga mempertahankan wibawa keraton.
6. Tidak berkaitan dengan jabatan struktural
Seperti dijelaskan dalam transkrip, gelar Panembahan tidak berhubungan dengan jabatan resmi. Tidak ada tugas administratif yang melekat. Gelar ini murni simbol kehormatan, kedekatan, dan penghargaan yang didasarkan pada Sabda Raja. Nilai simbolisnya jauh lebih besar dibanding fungsi birokratis.
7. Menegaskan kedudukan dalam garis keturunan
Gelar Panembahan memperkuat posisi para penerimanya dalam struktur keluarga besar. Mereka berada di lingkar paling dekat dengan raja dan menjadi tokoh penting dalam berbagai prosesi adat.
Baca Juga: Gibran Terseret Pusaran Takhta? Hangabehi Bongkar Fakta Pertemuan: Bukan Soal Restu Raja Kembar
Gelar ini sekaligus menjadi penanda posisi mereka dalam urutan bangsawan, terutama ketika terjadi peristiwa besar seperti pengangkatan raja baru.
Kenaikan gelar lima kerabat PB 14 Purbaya pada Jumenengan 2025 bukan sekadar formalitas. Peristiwa itu menggambarkan kedekatan, loyalitas, dan penghargaan dalam budaya Jawa. Gelar Panembahan sendiri memiliki makna yang sangat dalam. Mulai dari simbol kehormatan, penjaga tradisi, penerus nilai moral, hingga legitimasi budaya bagi raja yang baru bertahta.
Bagi Keraton Solo, gelar bukan hanya sebutan, melainkan identitas dan warisan sejarah yang membawa martabat keluarga serta keberlanjutan adat.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
-
10 Mobil Bekas Pilihan Terbaik buat Keluarga: Efisien, Irit dan Nyaman untuk Harian
-
Penyebab Cloudflare Down, Sebabkan Jutaan Website dan AI Lumpuh
Terkini
-
7 Makna Gelar Panembahan dalam Sejarah Keraton Kasunanan Surakarta
-
KPU Solo Bantah Musnahkan Arsip Dokumen Jokowi
-
Wajib Coba! 3 Kuliner Legendaris Solo yang Bikin Lidah 'Bergoyang' Sampai ke Tulang
-
Sikat 4 Link Ini! Saldo DANA Kaget Rp299 Ribu Siap Bikin Hidup Makin Tentrem
-
Profil KGPH Benowo: Dalang Kondang Adik PB XIII, Sosok Bijak di Tengah Konflik Keraton Solo