SuaraSurakarta.id - Sepanjang 2021 hingga awal 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo mencatat ada belasan warga yang meninggal dunia karena kasus leptospirosis.
Penyakit leptospirosis ini dinilai kerap muncul saat musim hujan dan banjir.
Dari data yang dihimpun, pada tahun 2021 tercatat satu orang meninggal. Kasus itu semakin melonjak pada 2022 yang menewaskan tujuh orang.
Tahun lalu, leptospirosis juga membuat tiga warga Sukoharjo meregang nyawa. Sementara hingga bulan Januri 2024, satu warga meninggal dunia karena kasus serupa bernama Suharja (57) warga Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol.
Menyadur Alodokter, leptospirosis adalah penyakit yang ditularkan melalui air kencing tikus. Bakteri leptospira ini dapat dengan mudah berkembang biak di lingkungan yang kotor.
Bakteri leptospira dapat menyebar lewat urine atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran leptospirosis antara lain tikus, sapi, anjing, dan babi.
Selain itu leptospirosis dapat menyebar lewat air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira. Seseorang dapat terserang leptospirosis jika terkena urine hewan itu atau kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi.
Penyakit leptospirosis punya gejala mirip dengan penyakit flu. Tapi jika tidak diobati dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam bahkan menyebabkan kematian.
Baca Juga: Kisah Sedih Keluarga Pelayar Asal Sukoharjo Meninggal di Kapal, Tak Percaya dengan Hasil Autopsi
Perlu diketahui bahwa leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang artinya penyakit ini dapat menginfeksi manusia sekaligus sesama hewan, seperti anjing ke sesama anjing. Penyakit infeksi bakteri ini memang banyak terjadi di daerah beriklim tropis yang memiliki curah hujan tinggi.
Dalam beberapa kasus, gejala leptospirosis tidak muncul sama sekali. Tapi pada kebanyakan penderita, gejala penyakit ini muncul dalam 2 hari sampai 4 minggu setelah terpapar bakteri Leptospira.
Gejala leptospirosis sangat bervariasi pada setiap pasien yang awalnya sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain, seperti flu atau demam berdarah. Namun tanda dan gejala awal yang muncul pada penderita leptospirosis di antaranya:
Demam tinggi dan menggigil
Sakit perut
Sakit kepala
Diare
Mata merah
Mual, muntah, dan tidak nafsu makan
Nyeri otot terutama pada betis dan punggung bawah
Bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan
Keluhan-keluhan tersebut biasanya pulih dalam waktu 1 minggu. Tapi pada sebagian kasus, penderita dapat mengalami penyakit leptospirosis tahap kedua yang disebut penyakit Weil yang terjadi karena peradangan yang disebabkan oleh infeksi.
Penyebab Leptospirosis
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
Geger di Keraton Solo! Gusti Moeng Marah Besar Tak Bisa Masuk Museum, Pintu Digembok Kubu PB XIV
-
Momen Adem PB XIV Hangabehi Salaman dengan Kakaknya, GKR Timoer: Dia Tetap Adik Saya
-
Drama Keraton Surakarta Memanas Lagi, Aksi Bongkar Gembok Pintu Keraton Coreng Kunjungan Pemerintah
-
Usai Temui Jokowi, Ratusan Relawan Semut Ireng Langsung Gabung ke PSI?
-
Kubu PB XIV Purboyo Ganti Semua Pintu Gembok di Keraton Solo, Pekerja Revitalisasi Diminta Keluar