SuaraSurakarta.id - Rombongan Komisi VII DPR RI mengunjungi Kampung Batik Laweyan, Solo, Sabtu (26/7/2025).
Dalam kunjungan itu, mereka menyoroti soal pelestarian budaya yang ada di daerah tersebut.
"Kita harus melestarikan budaya kita dan ini adalah identitas kita," kata Ketua Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VII DPR RI Rahayu Saraswati Djojohadikusumo di sela kunjungan di Batik Mahkota.
Ia mengatakan batik menjadi salah satu cara menyampaikan kepada dunia tentang Indonesia.
"Indonesia itu apa, salah satunya batik yang sudah sangat dikenal di luar negeri, bahkan tekstil dan fesyen di Afrika, mereka mengembangkan dari batik," ujar dia.
Oleh karena itu, ia berharap seluruh pihak termasuk juga pelaku industri batik dan masyarakat ikut melestarikan warisan budaya tersebut.
Pihaknya juga memberikan apresiasi pada misi Kampung Batik Laweyan yang mulai aktif mengedukasi masyarakat sejak usia dini untuk tahu apa itu batik.
Ia juga mendorong pemerintah daerah setempat untuk melakukan penguatan produk lokal dengan keberpihakan.
"Termasuk apakah perda bisa diterbitkan, agar siapapun yang memproduksi bisa pakai bahan baku dari serat alam dari lokal. Dari itu bisa menciptakan perputaran ekonomi yang lebih kuat. Bukan hanya batik dan di Solo saja tapi juga tenun dan lainnya, ini agar bisa meningkatkan daya saing kita," paparnya.
Baca Juga: Polresta Solo Raih Juara 2 Lomba Akun Centang Biru di Hari Bhayangkara ke-79
Pada kesempatan yang sama, Alpha Febela Priyamono yang merupakan pegiat batik di Kampung Batik Laweyan Solo sekaligus pemilik Batik Mahkota mengatakan Laweyan memiliki visi Laweyan Smart Kampung.
"Kami mengembangkan budaya secara kreatif, inovatif berbasis IT (Teknologi Informasi), juga harus ramah lingkungan. Dalam rangka mengembangkan budaya itu maka kita mengenalkan khususnya budaya batik, karena di Jawa ya disesuaikan tradisi Jawa, sudah kami mulai sejak anak kecil," jelas dia.
Kepada anak-anak di usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK), pihaknya memberikan edukasi apa itu batik dan bagaimana itu membatik.
"Dengan tema batik, Aksara Jawa, Asmaul Husna, karena ternyata batik itu bisa membentuk karakter, karena tergantung dari tema atau motif dari yang dia batik," katanya.
Ia mengatakan proses membatik harus dilakukan secara pelan, sabar, dan konsentrasi.
"Kalau tema bagus, memasukkan dalam pikiran dan hati tentang apa yang dia batik sehingga ini sangat dibutuhkan karena harus dilestarikan. Perlu ada nilai tambah story telling. Ini bisa jadi aset wisata kreatif yang luar biasa," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
-
Filosofi Jersey Anyar Persija Jakarta: Century Od Glory, Terbang Keliling JIS
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gerai Tinggal 26, Stok Expired Menggunung! Akuisisi TGUK Penuh Drama
Terkini
-
Kunjungan ke Kampung Batik Laweyan, Komisi VII DPR RI Soroti Urgensi Pelestarian Budaya
-
Jokowi Sempat Mengelak Hadiri Reuni Alumni UGM, Ini Respon Iriana
-
Momen Kikuk Jokowi: Ngaku Jenguk Saudara, 'Dikeplak' Iriana: Mau Reuni UGM!
-
Gerakan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia Dukung Kejaksaan Tuntaskan Kasus Tom Lembong
-
Isu Ijazah Palsu Dibekingi 'Orang Besar', Jokowi:Semua Sudah Tahulah