Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 27 Februari 2022 | 17:34 WIB
Kampung Girpasang Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten. [Suara.com/Ari Welianto]

Kalau ada panen hasil bumi dan dibawa ke pasar warga minta tolong ke warga lain ikut membantu manggul atau membawa hasil bumi ke seberang.

Kampung Girpasang Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten. [Suara.com/Ari Welianto]

Saat ada warga sakit dan akan melahirkan pun susah, karena harus melewati jurang dengan 1001 tangga kalau mau berobat ke puskesmas atau rumah sakit.

Apalagi kalau malam hari atau pas hujan turun, pastinya itu membahayakan. "Waktu istri saya mau melahirkan, saya tandu dengan warga lain. Jadi susah sekali aksesnya," imbuhnya.

Sebelum ada jembatan gantung untuk akses, warga membuat gondolan barang. Tapi gondolan itu bukan untuk askes warga tapi buat hasil bumi atau hewan ternak. 

Baca Juga: Rumah hingga Kandang Sapi Terkena Proyek Tol Solo-Jogja, Mbak Tantri Mendadak Jadi Miliader Muda

"Saya perintis seling atau gondolan pertama tahun 2016 lalu. Awalnya manual sekarang dioperasikan lewat motor. Itu buat membawa hasil bumi bukan untuk warga," ucap dia. 

Perubahan Signifikan

Adanya jembatan gantung ini dampaknya sangat membawa perubahan yang signifikan bagi warga Kampung Girpasang.

Karena dulu jika tiap atau sore itu sepi tidak ada teman atau orang datang ke sini, sekarang banyak didatangi orang-orang dari berbagai daerah setiap harinya. 

"Membawa berkah pastinya bagi warga Girpasang, mau kapan pun baik itu malam hari atau ada keperluan mendadak bisa cepat," sambung dia. 

Baca Juga: BPPTKG Sebut Aktivitas Gempa Gunung Merapi Pekan Ini Masih Tinggi

Jembatan ini merupakan usulan dari warga ke pemerintah agar dibuatkan akses. Usulannya itu sudah lama sekitar 2001 tapi baru terealisasi sekarang.

Load More