SuaraSurakarta.id - Jagat media sosial (medsos) digegerkan dengan viralnya empat bocah dirantai di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Boyolali.
Ironisnya, empat bocah itu dalam kondisi memperihatinkan. Selain trauma, mereka hingga kelaparan.
Mirisnya, lokasi tempat mereka dirantai dikabarkan sebagai tempat mengaji.
Dari informasi yang dihimpun Suara.com, Senin (14/7/2025), terungkapnya kasus ini bermula saat salah satu bocah, MAF berusia 11 tahun kepergok warga saat mencoba mencuri kotak amal masjid.
Baca Juga:Viral Ambulans Dirusak Saat Demo Sopir Truk di Karanganyar, Spion Patah
Aksi nekat ini terjadi sekitar pukul 01.30 WIB di Masjid Darussalam, Dukuh Kacangan, yang tak jauh dari lokasi penyekapan.
Saat ditanya warga, MAF membuat pengakuan yang menyayat hati bahwa ia terpaksa mencuri untuk memberi makan adik-adiknya.
Ia mengungkapkan bahwa mereka sudah sekitar satu bulan tidak diberi makan nasi dan hanya bertahan hidup dengan menyantap singkong.
Warga kemudian mengantar MAF pulang dengan niat menasihati pemilik rumah, seorang pria berinisial SP.
Namun, di rumah tersebut warga tidak menemukan SP, melainkan tiga anak lain dalam kondisi kaki terikat rantai.
Baca Juga:Lokasi KKN di Boyolali Bakal Didatangi Rismon Sianipar, Jokowi Beri Tantangan Balik
Sementara itu, leempat korban diketahui berasal dari dua keluarga berbeda. VMR dan MAF berasal dari Kabupaten Batang.
Lalu SAW (14) dan IAR (11) berasal dari Kabupaten Semarang yang dititipkan kepada SP oleh orang tua masing-masing, dengan harapan mendapat pendidikan agama.
Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto, menjelaskan bahwa orang tua menitipkan anak-anak tersebut kepada SP dengan tujuan mulia, yakni untuk belajar mengaji.
Pelaku memang dikenal warga sebagai sosok yang cukup religius.
"Pertimbangannya anak tersebut diberikan pendidikan dan pengajaran untuk mengaji. Serta diberikan pendidikan secara informal karena Pak S sebelumnya sudah dikenal sebagai tokoh yang cukup relijius," kata Kapolres, Senin (14/7/2025).
Namun, kepercayaan itu dibalas dengan kekejaman.Saat ditanya mengapa anak-anak itu dirantai, pelaku memberikan jawaban yang tak masuk akal.
"Dari hasil interograsi, alasan dirantai itu bentuk cara pengajaran yang dilakukan saudara S kepada anak-anak," ungkap Rosyid.