SuaraSurakarta.id - Tokoh budaya Kota Solo, BRM Dr Kusumo Putro mengecam aksi perusakan yang terjadi dalam unjuk rasa, Jumat (30/8/2025) lalu.
Menurutnya, perusakan itu juga mencoreng wajah Solo sebagai kota budaya yang selama ini dijaga dengan penuh kesantunan dan harmoni.
Aksi Jumat malam itu meninggalkan luka fisik dan psikologis bagi warga Solo. Tapi bagi Kusumo dan banyak tokoh masyarakat lainnya, luka yang paling dalam adalah tercorengnya nama Solo.
"Apalagi kota yang selama ini dijunjung sebagai simbol perdamaian, budaya, dan kebhinekaan," kata Kusumo, Selasa (2/9/2025).
Baca Juga:Organisasi Kepemudaan Lintas Iman Jawa Tengah Serukan Kedamaian dan Sampaikan Pernyataan Sikap
Kusumo pun mengecam tindakan anarkis yang dinilainya telah melecehkan semangat demokrasi dan mengoyak ketenangan warga.

"Ini bukan lagi penyampaian aspirasi. Ini perusakan! Ini penghinaan terhadap kota kita!" jelas dia.
Pria yang dikenal sebagai aktivis pergerakan dan kerap memimpin aksi massa besar itu menyayangkan rusaknya berbagai fasilitas publik, mulai dari taman kota, pos polisi, hingga hangusnya sebagian gedung DPRD Solo. Ia menyebut insiden ini sebagai tamparan keras bagi seluruh warga Solo.
"Solo bukan kota konflik! Kota ini dibangun dengan susah payah oleh berbagai etnis, agama, budaya untuk hidup berdampingan. Tapi satu malam, semua nyaris hancur!"ujarnya geram.
Menurut Kusumo, aksi anarkis tersebut bukan sekadar kerusuhan, tapi bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai kebersamaan yang telah dibangun selama puluhan tahun.
Baca Juga:Kerugian Fasilitas Umum yang Rusak Demo Anarkis di Solo Capai Rp 13,8 Miliar
Ia bahkan menegaskan, jika hal serupa kembali terjadi, masyarakat Solo tak akan diam.
"Jangan pikir warga kota akan terus bersabar. Kalau ada demo lagi yang niatnya bikin rusuh, kami akan turun tangan. Jangan salahkan kami!" tegasnya dengan nada peringatan.
"Saya minta polisi jangan menggunakan kekerasan. Tangani dengan bijak. Jangan sakiti masyarakat!," katanya, mengingatkan bahwa pendekatan represif justru bisa memperburuk situasi.
Kepada pemerintah, Kusumo juga melontarkan kritik tajam. Ia meminta para pejabat tidak hanya mengutuk kejadian ini, tetapi juga melakukan introspeksi dan perbaikan nyata.
"Pemerintah jangan cuma bicara. Lihat ke dalam. Kalau ada yang salah di DPR atau instansi lain, perbaiki! Jangan tunggu sampai rakyat marah lagi," tutupnya.