Siap Maju Ketum PSI, Jokowi Klaim Dapat Dukungan DPW, Bakal Turun Gunung?

Jokowi pun akan melihat dukungan dari bawah itu seperti apa.

Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 14 Juni 2025 | 15:08 WIB
Siap Maju Ketum PSI, Jokowi Klaim Dapat Dukungan DPW, Bakal Turun Gunung?
Jokowi saat ditemui di Graha Saba Buana, Solo, Rabu (25/12/2024). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Meski dikaitkan bakal merapat dan maju sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), namun hingga saat ini Presiden ke-7 Jokowi belum melakukan persiapan diri.

Padahal bursa calon ketua umum PSI untuk pendaftarannya segera ditutup. Sementara untuk PSI akan digelar bulan Juli 2025 di Kota Solo.

"Ya saya belum turun ke bawah sih, dukungan dari DPW di provinsi, kemudian DPD di kabupaten/kota juga," kata dia, Sabtu (14/6/2025).

Jokowi mengaku sudah ada satu hingga dua DPW yang mendukungnya tapi itu belum cukup. Ia pun akan melihat dukungan dari bawah itu seperti apa.

Baca Juga:Rismon Sianipar Muncul di Sidang Ijazah Palsu Jokowi, Ternyata Diundang Sosok Ini

"Ya satu dua sudah ada tapi kan belum cukup. Melihat dukungan dari bawah seperti apa," ungkap dia.

Jokowi menjelaskan proses pemilihan ketua umum PSI nanti akan dilakukan dengan voting online. Sehingga harus betul-betul dihitung benar.

"Karena nanti itu voting online. Platformnya kan voting online, jadi memang betul-betul harus dihitung bener. Harus berhitung betul," jelasnya.

Ketika disinggung apakah sudah mantap untuk terjun terjun menjadi ketua umum PSI, Jokowi kalau dukungannya belum ada.

"Wong dukungannya aja belum kok. Kan ada syaratnya untuk mencalonkan itu harus didukung dari DPW, didukung dari DPC di tingkat kabupaten/kota, di tingkat provinsi," papar dia.

Baca Juga:Sidang Ijazah Palsu Jokowi, Majelis Hakim Tolak Gugatan Intervensi Alumni SMAN 6 Solo

Memang sudah ada dukungan, tapi itu belum cukup. Makanya nanti akan turun ke bawah untuk melihat seperti apa.

"Ya satu dua (dukungan) saya lihat sudah. Tapi kan nggak butuh sedikit," tandas dia.

Diberitakan sebelumnya, Jokowi juga diusulkan sebagai kandidat calon ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Namun namanya jauh di bawah Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang jauh lebih difavoritkan.

Direktur Eksekutif Infonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai PPP tidak hanya butuh tokoh yang populer saja.

"PPP memang memerlukan tokoh yang tidak saja populer, tetapi juga punya kapasitas, dan Andi Amran Sulaiman miliki kelayakan untuk memimpin PPP," kata Dedi kepada Suara.com, Sabtu (31/5/2025).

Ia mengatakan, sosok Amran sendiri dianggap lebih punya basis suara yang loyal meski dari timur Indonesia.

"Tetapi tetap jauh lebih baik jika dibandingkan Mardiono yang justru sudah meruntuhkan PPP selama ini," katanya.

Bahkan, kata dia, nama Amran lebih layak memimpin PPP ketimbang Jokowi.

"Bahkan jika dibanding Jokowi sekalipun, Andi Amran tetap lebih layak, PPP memerlukan tokoh baru yang lebih segar, dengan reputasi yang baik, dan minim sentimen negatif," ujarnya.

Bisa saja, kata dia, dengan jaringan dan kapasitas Amran, PPP berpeluang besar kembali masuk parlemen di 2029.

"Andi Amran politisi pengusaha, bahkan lingkungan keluarga Amran juga pesohor, tetapi terpenting adalah loyalitas pada Parpol, Mardiono juga miliki kecukupan logistik, tetapi ia tidak terlihat royal, itu juga sebab PPP tersingkir," pungkasnya.

Sementara Ketua Mahkamah Partai PPP, Ade Irfan Pulungan, menjelaskan, soal nama Presiden kelima RI Joko Widodo atau Jokowi diusulkan sebagai kandidat calon ketua umum PPP.

Ia mengatakan, semua berawal dari keinginan PPP bangkit dari keterpurukan di Pemilu 2024.

Akhirnya ada pembicaraan PPP membuka opsi untuk mengambil caketum dari eksternal juga.

"Ya karena tadi tuh muncul nama-nama yang beredar saat ini. Nah terus ada yang mendiskusikan ya. Kenapa tidak Pak Jokowi saja? Pak Jokowi kan hari ini tidak lagi mempartai," kata Ade kepada Suara.com, Jumat (30/5/2025).

Ia mengatakan, usulan itu sejalan ketika Jokowi juga kekinian sudah independen.

"Pak Jokowi kan hari ini tidak lagi menjadi presiden. Pak Jokowi kan hari ini tidak lagi memegang jabatan apapun. Jadi kan dia cukup banyak waktu. Dia saat ini independen. Tidak terikat dari kepemimpinan partai-partai tertentu," katanya.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini