Tingalan Dalem Jumenengan ke-21 PB XIII Berlangsung Khidmat, Keraton Solo Ungkap Modifikasi

Sinuhun PB XIII lenggah di dampar sekitar pukul 10.30 WIB dengan menggenakan pakaian beskap warna merah marun.

Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 25 Januari 2025 | 20:58 WIB
Tingalan Dalem Jumenengan ke-21 PB XIII Berlangsung Khidmat, Keraton Solo Ungkap Modifikasi
Tari Bedaya Ketawang saat ditarikan dalam upacara tingalan dalem jumenengan PB XIII. (Suara.com/Ari Welianto)

SuaraSurakarta.id - Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo mengadakan upacara tingalan dalem jumenengan atau kenaikan tahta ke-21 Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII, Sabtu (25/1/2025).

Dari pantauan di lapangan, Sinuhun PB XIII lenggah di dampar kencana atau singgasana di Sasana Sewaka didampingi Permaisuri PB XIII dan putrinya GKRay Rumbai Kusuma Dewayani atau Gusti Timoer. 

Sinuhun PB XIII lenggah di dampar sekitar pukul 10.30 WIB dengan menggenakan pakaian beskap warna merah marun.

Acara prosesi tingalan dalem jumenengan dibuka dengan penampilan tarian sakral Bedaya Ketawang. Tarian yang dibawakan oleh sembilan penari tersebut berlangsung khidmat sepanjang prosesi jumenengan.

Baca Juga:Bertemu di Keraton Solo, PB XIII Titip Revitalisasi ke Ahmad Luthfi

Hadiran ratusan abdi dalem, sentono dan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta. Serta tamu undangan seperti Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo terpilih Respati Ardi-Astrid Widayani.

"Hari ini miyos dalem Sinuhun PB XIII di Sasana Sewaka yang dihadiri tamu undangan, kerabat dalem, abdi dalem hingga mitra dalem," terang Ketua Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Dipokusumo saat ditemui, Sabtu (24/1/2025).

Dalam tingalan dalem jumenengan tersebut tidak tampak tamu VVIP. Padahal dari panitia ataupun keraton sudah menyampaikan undangan bagi tanu VVIP.

"Untuk beberapa tamu VVIP sampai hari ini memang tidak menyampaikan konfirmasi. Jadi kemungkinan tidak hadir, mudah-mudahan semua akan berjalan lancar, baik dan tertib," ungkapnya.

Gusti Dipo menjelaskan bahwa upacara tingalan dalem jumenengan ini merupakan hari penobatan raja. Setiap acara berlangsung selalu diwarnai kegiatan-kegiatan yang kaitannya dengan yang kelihatan.

Baca Juga:Keraton Solo Tegur Dua Paslon Soal Alat Peraga Kampanye, Ini Penyebabnya

"Kita bisa melihat beberapa seperti ubo rampe termasuk pakaian itu sudah jelas, misalnya batik, keris serta gamelan yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda," kata dia. 

Menurutnya tari bedaya ketawang juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada tingkat nasional. Tentu saja ini memerlukan persepsi pengertian, konsekuensi dan konsistensi supaya berlangsung dengan khidmat. 

"Tentu saja karena ini memiliki makna juga berkaitan wisata budaya yang berkaitan dengan nilai tradisi. Kita mencoba menggunakan semacam modifikasi, jadi semua tata cara adat kegiatan yang berkaitan dengan budaya, bagaimana dikemas supaya memiliki nilai ekonomi dan ekonomi itu bisa menghasilkan suatu manfaat kepada masyarakat," paparnya.

Sementara itu Ketua Eksekutif LDA Keraton Kasunanan Surakarta, KPH Eddy Wirabhumi mengatakan bahwa jumenengan ini merupakan kegiatan rutin dari tahun ke tahun dan diselenggarakan seperti yang seharusnya.

"Insya Allah, tahun ini juga ada tambahan kegiatan kirab besok. Tentu ini dimasukan satu sisi untuk lebih memberikan nuansa kebudayaan yang lebih kental kepada Keraton Kasunanan," jelas dia.

Eddy mengatakan bahwa keraton ini merupakan salah satu pusat kebudayaan Jawa yang ada. 

Sehingga diharapkan kegiatan ini memberikan kontribusi positif satu untuk kepentingan bangsa dan negara dalam rangka persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa.

"Tari bedaya ketawang ini merupakan tarian sakral peninggalan dari masa ke masa yang harus terus dilestarikan. Ini sebagai bagian penting Keraton Surakarta sebagai pusat kebudayaan jawa," tandasnya.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini