4. Oei Bengki
Oei Bengki adalah tokoh penting di Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo. Ia dikenal sebagai perintis tradisi Grebeg Sudiro, sebuah acara yang menggabungkan unsur budaya Tionghoa dan Jawa. Acara ini dimulai pada tahun 2007 sebagai bentuk perayaan Imlek yang mengadopsi konsep grebeg tradisional Jawa.
Grebeg Sudiro menampilkan prosesi kirab, pertunjukan seni, dan pembagian kue keranjang, yang menjadi simbol harmoni budaya di Solo. Oei Bengki bekerja keras untuk memastikan bahwa tradisi ini terus dilestarikan sebagai bentuk akulturasi budaya. Grebeg Sudiro kini menjadi salah satu acara budaya utama di Solo, menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
5. Sumartono Hadinoto
Baca Juga:Makan Bergizi Gratis Mulai Berlangsung di Solo, Ini Kata Teguh Prakosa
Sumartono Hadinoto adalah seorang filantropis dan aktivis budaya yang lahir dan besar di Solo. Sebagai keturunan Tionghoa, ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk mengembangkan seni dan budaya lokal. Salah satu kontribusi utamanya adalah mendukung pelestarian wayang orang, sebuah seni pertunjukan tradisional Jawa yang mulai kehilangan pamor.
Sumartono juga dikenal karena perannya dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, seperti membantu korban bencana alam dan mempererat hubungan antar-etnis di Solo. Kepeduliannya terhadap pelestarian budaya menjadikan Sumartono sebagai inspirasi bagi generasi muda di Solo untuk menjaga dan menghormati warisan budaya mereka.
Kelima tokoh ini tidak hanya mewakili kontribusi keturunan Tionghoa terhadap Surakarta, tetapi juga menunjukkan bagaimana nilai-nilai budaya dapat menjadi jembatan yang mempererat persatuan masyarakat. Kontribusi mereka akan terus dikenang sebagai bagian dari sejarah dan kekayaan budaya Indonesia.
Kontributor : Dinar Oktarini
Baca Juga:Simpang Joglo Solo Resmi Dibuka: 5 Fakta Menarik yang Wajib Ketahui