Tetapi jikalau itu masih mungkin, keputusan tersebut juga dapat membawa beberapa efek negatif. Banyak pasangan, kata para ahli, khawatir kehilangan keintiman.
"Saya pikir dari segi hubungan saya dengan pasangan, memang ada perubahan," Cecilia mengakui.
"Hubungan kami, keintiman, memang berkurang. Tapi itu tidak terlalu serius. Saya pikir keuntungannya masih lebih besar," tambahnya.
Dr Collier menjelaskan bahwa bagi kebanyakan orang yang bekerja purna waktu, saat ketika mereka bisa berhubungan dengan pasangan mereka justru ketika mereka tidur.
Baca Juga:Sejarah Kampung Balong, Kawasan Pecinan Terbesar di Solo
"Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah memaksimalkan waktu yang mereka habiskan bersama," katanya.
Sementara, Dr Brockmann mengatakan bahwa "perceraian tidur" bukanlah sesuatu yang dapat menguntungkan semua pasangan.
"Ada pula manfaat biologis tertentu dari tidur bersama sebagai pasangan. Bagi sebagian besar orang, koneksi dapat dihasilkan dalam mimpi. Ini hal yang primitif pada spesies manusia.
“Seorang ibu dan anak, misalnya, biasanya menghasilkan ikatan ini selama menyusui dan memiliki siklus tidur yang sama sehingga mereka berdua beristirahat. "
"Ada penelitian yang menunjukkan bahwa pasangan yang tidur bersama selama bertahun-tahun berhasil memperdalam tahapan tidur mereka karena mereka terhubung. Hal ini dapat meningkatkan kualitas tidur Anda," kata somnolog.
Baca Juga:Pusing Tak Bisa Jualan, Pedagang Daging Anjing di Solo Ajukan Audiensi
Namun, jika pasangan memutuskan untuk mencoba "perceraian tidur", ada beberapa rekomendasi yang perlu diikuti, kata spesialis.