"Itu merupakan perubahan budaya. Mereka pikir: 'Jika saya bisa tidur lebih nyenyak, saya merasa lebih enak. Jadi mengapa tidak?'" kata Dr Collier.
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa "tempat tidur perkawinan" (atau tempat tidur untuk dua orang) adalah konsep modern dan penggunaannya meningkat setelah revolusi industri, ketika seorang pergi untuk tinggal di daerah yang lebih padat penduduk.
Tetapi sebelum abad ke-19, cukup umum bagi pasangan yang sudah menikah untuk tidur terpisah.
"Dan semakin tinggi tingkat sosial-ekonomi seseorang, semakin umum itu terjadi. Anda dapat melihat bagaimana anggota keluarga bangsawan tidur," kata Pablo Brockmann, seorang somnolog (ahli gangguan tidur) dari Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Cile.
Baca Juga:Sejarah Kampung Balong, Kawasan Pecinan Terbesar di Solo
Kelebihan dari pisah ranjang?
Para ahli sepakat bahwa ada beberapa keuntungan bagi pasangan yang memutuskan untuk tidur di kamar terpisah.
"Keuntungan utamanya adalah mereka dapat tidur dengan teratur dan nyenyak. Dan mendapatkan kualitas tidur yang baik sangat penting bagi kesejahteraan mereka secara keseluruhan," kata Dr Collier.
"Jika seseorang tidak bisa tidur, itu mempengaruhi segala hal. Mulai dari kekebalan tubuh mereka hingga cara kerja tubuh mereka.
“Tak hanya itu, tidur yang kurang berkualitas dapat membuat Anda lebih cepat marah dan tidak sabar. Anda bahkan dapat terkena sejenis depresi," tambahnya.
Baca Juga:Pusing Tak Bisa Jualan, Pedagang Daging Anjing di Solo Ajukan Audiensi
Psikiater percaya bahwa "perceraian tidur" juga dapat membantu menjaga hubungan yang "lebih sehat".