"Grebeg penjalin ini sudah digelar yang ke-6 dan akan terus dikembangkan. Produk-produk inovasinya pun terus dibuat," katanya.
Pada Grebeg Penjalin tadi ada lima gunungan, yang isinya produk-produk UMKM di sini. Tadi didoakan dan langsung jadi rebutan warga yang datang.
"Gunungan itu sebagai wujud rasa syukur warga Desa Trangsan khususnya pelaku usaha dalam mengelola, memproduksi di bidang rotan. Dari sekitar tahun 1937 hingga sekarang, warga bisa hidup dari usaha rotan," papar dia.
Jumlah perajin rotan di Desa Wisata Rota Trangsan ada sekitar 250 perajin. Itu dari perajin home industri sampai langsung ke buyer.
Baca Juga:Syahrini Pakai Nampan Rotan untuk Alas Cangkir Kopi, Harganya Bikin Syok
Sementara itu Kepala Desa Wisata Rotan Trangsan, Mujiman mengatakan kerajinan rotan di sini itu sudah ada sejak lama dan terus berkembang hingga saat ini.
Di sini memang tidak memproduksi bahan baku rotan. Tapi warga di sini mayoritas bisa mengolah rotan hingga menjadi berbagai macam kerajinan
"Ini sudah sejak dulu dan turun temurun. Mengalami kejayaan itu sekitar tahun 1990 an dan kami akan mengangkat lagi seperti masa kejayaan, dulu itu bisa menampung 9.000 tenaga dari berbagai daerah seperti Gunung Kidul, Purwodadi atau Jepara," jelasnya.
Dulu itu, lanjut dia, di Desa Trangsan itu ada sekitar 450 perajin dengan produksi 500 kontainer per bulan. Sekarang ini hanya ada sekitar 250 perajin.
Kontributor : Ari Welianto
Baca Juga:Warteg dan Ruko Usaha Rotan di Ciruas Serang Kebakaran