Di sini memang tidak memproduksi bahan baku rotan. Tapi warga di sini mayoritas bisa mengolah rotan hingga menjadi berbagai macam kerajinan
"Ini sudah sejak dulu dan turun temurun. Mengalami kejayaan itu sekitar tahun 1990 an dan kami akan mengangkat lagi seperti masa kejayaan, dulu itu bisa menampung 9.000 tenaga dari berbagai daerah seperti Gunung Kidul, Purwodadi atau Jepara," jelasnya.
Dulu itu, lanjut dia, di Desa Trangsan itu ada sekitar 450 perajin dengan produksi 500 kontainer per bulan. Sekarang ini hanya ada sekitar 250 perajin.
Kontributor : Ari Welianto
Baca Juga:Syahrini Pakai Nampan Rotan untuk Alas Cangkir Kopi, Harganya Bikin Syok