Cegah Wabah PMK di Boyolali, Butuh Penanganan Medis dan Vaksinasi Untuk Ternak Sapi

PMK menjadi momok bagi peternak sapi khususnya di wilayah Kabupaten Boyolali.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 29 Desember 2022 | 13:52 WIB
Cegah Wabah PMK di Boyolali, Butuh Penanganan Medis dan Vaksinasi Untuk Ternak Sapi
Vaksinasi dilakukan oleh tenaga kesehatan hewan gabungan, didampingi peternak langsung. [Dok]

SuaraSurakarta.id - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Boyolali serius mencegah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

PMK menjadi momok bagi peternak sapi khususnya di wilayah Kabupaten Boyolali.

Pasalnya, dampak bagi penyakit tersebut sangat merugikan dan memiliki efek berantai.

"Dampak dari PMK di wilayah Kabupaten Boyalali ini sangat besar. Sapi bisa saja mati. Kalau toh dipotong, harganya juga anjlok drastis. Jika sembuh, produksi susu juga berkurang," kata Kepala Bidang Usaha Peternakan dan Kesmavet, Disnakan Kabupaten Boyolali, Gunawan Andriyanta dalam vaksimasi pendampingan peternak yang diselenggarakan oleh PT. Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada), Kamis (29/12/2022).

Baca Juga:Mau ke Cepogo Cheese Park Wisata di Lereng Gunung Merbabu? Ini Persiapan yang Wajib Dibawa

Menurutnya, Kabupaten Boyolali memproduksi sebanyak 51,56 juta liter susu per tahun pada tahun 2021, atau sekitar 60% dari produksi seluruh provinsi Jawa Tengah.

Tercatat, ada sekitar 94.698 ekor sapi perah tersebar di seluruh Kabupaten Boyolali. Namun, saat ini hanya tersisa 62.387 ekor sapi perah.

"Kondisi ini bukan saja berdampak pada kesejahteraan peternak tetapi juga mempengaruhi ketersedian pasokan susu sebagai bahan baku," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Satuan Tugas PMK, Prof. Dr. drh. Aris Haryanto mengatakan, bahwa PMK merupakan salah satu penyakit menular pada hewan yang paling ditakuti oleh negara-negara di dunia.

Pasalnya, penurannya sangat cepat dan membawa dampak buruk bagi perekonomian para peternak.

Baca Juga:Cepogo Cheese Park Wisata Boyolali yang Viral, Cek Harga Tiket Masuk hingga Wahananya Disini, Murah Banget!

Sehingga, butuh pendekatan dengan metode Pentahelix kolaborasi antara akademisi, pemerintah, swasta, media dan masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini