Cerita Pedagang Telur Asin dan Kinang yang Jadi Tradisi Sekaten, Jualan Saat Perayaan Sekaten Saja

Pada perayaan sekaten tersebut terdapat sejumlah pedagang yang menjadi simbol sekaten.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 04 Oktober 2022 | 18:01 WIB
Cerita Pedagang Telur Asin dan Kinang yang Jadi Tradisi Sekaten, Jualan Saat Perayaan Sekaten Saja
Pedagang telur asin dan kinang yang ada di sekaten, Selasa (4/10/2022). [Suara.com/Ari Welianto]

Menurutnya, kalau bulan maulud itu telur asin itu disebut amal, sedangkan kinang dikunyah biar awet muda. Kalau untuk telur asin kalau bahasa jawanya endhog amal, jadi itu amalnya.

"Ada itu ada maknanya. Tapi saya tidak tahu secara detailnya," ucap dia.

Ia rencana jualan di sini selama satu minggu atau sampai gamelan sekaten tidak ditabuh lagi. Bahkan rencana tidak pulang tidur di sini. 

Untuk penghasilan yang didapat tidak menentu dalam satu hari. Kadang dapat Rp 100 ribu, kadang kurang dan lebih juga.

Baca Juga:Terjunkan 100 Pasukan di Pasar Malam Sekaten, Wakapolresta Solo: Pelaku Kriminal Bakal Kami Sikat!

"Tidak menentu dapat berapa tergantung pembeli. Tapi ini ramai, apalagi setelah dua tahun ini tidak jualan karena pandemi," terangnya.

Sementara itu Tafsir Anom Keraton Solo, KRT Muhtarom mengatakan kinang itu salah satu tradisi sekaten yang memiliki makna Islam itu memiliki rukun Islam.

Rukun Islam itu ada lima, kinang itu terdiri dari suruh. Suruh melambangkan dua kalimat syahadat, gambir melambangkan shalat.

Ada injet adalah puasa, susur itu zakat dan kembang kantil itu haji.

"Empat unsur itu pahit semua. Kalau semua dijalankan secara simultan sudah bagus," pungkas dia.

Baca Juga:Banjir Keluhan Parkir dan Pengamen hingga Disemprot Gibran, Panitia Pasar Malam Sekaten Buka Suara

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini