"Dari sana naik bis bareng-bareng dengan yang lainnya. Sama juga, mereka jualan saat sekaten saja," sambungnya.
Kenapa hanya berjualan pas perayaan sekaten, ia ingin mendapatkan berkah mengingat ini yang menyelenggarakan dari Keraton Kasunanan Surakarta.
"Ingin mencari berkah dari keraton. Datang ke sini pas gamelan keluar dari keraton dan ditabuh," kata dia.
Tuminah, menjual satu buah telur asin seharga Rp 3.000, sedangkan kinang itu Rp 5.000 dapat tiga buah.
Baca Juga:Terjunkan 100 Pasukan di Pasar Malam Sekaten, Wakapolresta Solo: Pelaku Kriminal Bakal Kami Sikat!
Biasanya setelah gamelan ditabuh banyak warga yang membeli. Kalau beli kinang langsung dikunyah saat itu juga, ada juga yang dibawa pulang termasuk telur asin juga.
"Kinang ini dikunyah langsung, katanya biar awet muda," imbuhnya.
Ia pun merasa senang bisa berjualan lagi di perayaan sekaten ini. Karena selama dua tahun kemarin tidak ada sekaten gara-gara pandemi.
"Senang bisa jualan lagi. Jualan sambil nglalap berkah dari sekaten," tutur dia.
Hal senada juga disampaikan pedagang lain, Mari (65) yang berjualan telur dan kinang sudah puluhan tahun.
Baca Juga:Banjir Keluhan Parkir dan Pengamen hingga Disemprot Gibran, Panitia Pasar Malam Sekaten Buka Suara
"Sehari-hari saya jualan nasi, jenang dan ketan di rumah. Jualan telur asin dan kinang hanya pas sekaten saja," ungkap warga Baki, Sukoharjo ini.