SuaraSurakarta.id - Ratusan mahasiswa di Kota Solo berlagak menjadi model dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Parade pakaian adat tersebut menirukan fenomena Citayam Fashion Week. Jika Citayam Fashion Week digelar di penyeberangan jalan zebra cross, tapi fashion week ala mahasiswa dari Politeknik Akademi Bank Darah (Akbara) Solo ini diselenggarakan di Taman Plaza Manahan Solo, Selasa (16/8/2022).
Dalam aksi fashion show yang bertajuk 'Akbara Fashion Week' ini, mereka juga membagi-bagikaan makanan tradisional 'klenyem'.
Mereka berlenggak-lenggok seperti seorang model di atas catwalk. Saat beraksi ada peserta yang membawa bendera Merah Putih dan papan bertulis 'Dirgahayu Indonesia Maju Nusantara'.
Baca Juga:Hadir dalam Sidang Tahunan MPR RI, Jokowi Pakai Baju Adat Asal Ahok
Fashion show dengan mengenakan pakaian adat ini diikuti oleh 150 mahasiswa dari berbagai program studi (prodi).
"Ini saya pakai pakaian prajurit Mataraman di acara peragaan busana ini," ujar salah satu peserta, David Widyatmojo (30) saat ditemui, Selasa (16/8/2022).
Untuk persiapan sendiri, lanjut dia, tidak sulit. Hanya memakai jas dan jarit saja. "Tidak persiapannya, cukup pakai jas dan jarit," kata mahasiswa Prodi Manajemen Penanggulangan Bencana ini.
Menurutnya, acara ini cukup bagus karena mengenakan pakaian adat. Jadi ini sekaligus untuk mengenalkan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.
David menilai jika acara ini juga sangat menarik. Karena dipadukan kegiatan fashion week dengan pembagian makanan tradisional kepada masyarakat.
Baca Juga:Begini Gaya Presiden Jokowi saat Hadiri Sidang Tahunan MPR Hari Ini
"Ini sangat bagus dan menarik, bisa dirasakan masyarakat juga. Jadi ada perpaduan antara fashion week dan pembagian makanan tradisional," sambung dia.
Sementara itu Wakil Direktur Politeknik Akbara Solo Agus Setyo Utomo mengatakan jika kegiatan fashion week pakaian adat ini untuk memperingati hari ulang tahun ke-77 Republik Indonesia.
Fashion week dengan pakaian adat ini sengaja digelar, karena menunjukkan kebhinekaan yang ada di Indonesia.
"Ini bentuk kebhinekaan, itu yang kita tanamkan kepada semua mahasiswa dan masyarakat Indonesia. Perbedaan agama, suku, ras merupakan sebuah kekayaan kita dan budaya wajib kita lestarikan," kata dia.
Agus menambahkan, ada pesan khusus yang disampaikan di acara ini. Di mana peragaan busana tidak harus dilaksanakan di jalan raya, karena itu akan mengganggu arus lalu lintas tapi bisa digelar di tempat yang jauh dari aktivitas lalu lalang kendaraan.
"Ini bisa buat pelajaran bagi masyarakat jika fashion week tidak harus digelar di jalan-jalan yang mengganggu," tandasnya.
Dalam acara ini juga dimeriahkan aksi push up yang dilakukan oleh pensiunan TNI Kopral Kepala Cpm (Purn) Partika Subagyo Lelono atau yang lebih dikenal Bagyo.
Kontributor : Ari Welianto