Varus Corona Varian Baru Ganas di Afrika Selatan, WHO Beri Nama Omicron

Virus Corona varian baru bernama Omicron menjadi perhatian WHO saat ini

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 28 November 2021 | 08:00 WIB
Varus Corona Varian Baru Ganas di Afrika Selatan, WHO Beri Nama Omicron
Ilustrasi Covid-19. Virus Corona varian baru bernama Omicron menjadi perhatian WHO saat ini. (Freepik.com)

SuaraSurakarta.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan varian baru virus Covid-19. Virus corona jenis baru ini sebelumnya bernama B.1.1.529, namun virus corona yang ditemukan di Afrika Selatan sebagai diberi nama Omicron.

Varian baru virus Corona itu kini juga berada dalam daftar perhatian WHO.

 Menyadur dari BBC Indonesia, kasus positif akibat varian ini meningkat di hampir semua provinsi di Afrika Selatan.

"Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan," begitu pernyataan resmi WHO.

Baca Juga:Sudah Masuk ke Israel, Varian Omicron Memiliki 30 Mutasi yang Tidak Biasa

Varian Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November lalu. Virus ini diidentifikasi telah menyebar di Botswana, Belgia, Hong Kong, dan Israel.

Sejumlah negara kini telah melarang atau membatasi perjalanan menuju dan dari Afrika Selatan.

Inggirs, misalnya, akan menolak kedatangan turis dari Afrika Selatan, Namibia, Zimbabwe, Botswana, Lesotho, dan Eswatini, kecuali mereka berstatus warga negara Inggris, Irlandia, atau memiliki izin tinggal di Inggris.

Terkait varian baru ini, terhitung Senin depan, AS juga akan menutup akses masuk penerbangan dari Afrika Selatan, Botswana, Zimbabwe, Namibia, Lesotho, Eswatini, Mozambik dan Malawi.

Sebuah virus kerap berubah atau bermutasi dari waktu ke waktu. Sebuah varian masuk daftar perhatian WHO jika mutasi itu dapat mempengaruhi penularan, virulensi atau efektivitas vaksin.

Baca Juga:Cegah Varian Baru, Sufmi Dasco: Perlu Pembatasan Perjalanan dari Afrika Selatan

Seorang pejabat tinggi Inggris untuk urusan kesehatan menyebut bahwa vaksin Covid-19 yang saat ini ada hampir pasti kurang efektif menghadapi varian Omicron.

Apakah Vaksin mampu menekan penularan?

Profesor James Naismith, ahli biologi struktural dari Universitas Oxford, menilai kemunculan varian ini merupakan kabar buruk. Meski begitu dia yakin "ini bukanlah hari kiamat".

Naismith berkata, mutasi memungkinkan varian Omicron dapat menyebar lebih cepat. Namun dia menilai penularan ditentukan oleh bagaimana mutasi saling memicu penularan.

Kepala Badan Penyakit Menular (CDC) AS, Anthony Fauci, menyebut walau laporan awal tentang varian Omicron memunculkan kekhawatiran, vaksin yang ada kemungkinan masih bisa mencegah dampak negatif pada kesehatan.

"Sampai hal ini diuji dengan benar, kami tidak tahu apakah varian itu bisa menghindari antibodi yang melindungi Anda dari virus," kata Fauci. 

WHO memerlukan beberapa pekan untuk memahami dampak varian Omicron. Para ilmuwan lembaga itu tengah meriset daya tular varian itu.

Varian terbaru virus penyebab Covid-19 ini adalah versi dengan mutasi paling banyak yang ditemukan sejauh ini. Sedemikian panjang daftar mutasi pada varian baru ini, seorang ilmuwan menyebutnya "mengerikan".

Adapun seorang ilmuwan lainnya mengatakan kepada James Gallagher, selaku koresponden kesehatan dan sains BBC, bahwa ini adalah varian terburuk yang pernah mereka lihat.

Ini masih hari-hari awal dan kasus-kasus yang terkonfirmasi sebagian besar masih terpusat di satu provinsi di Afrika Selatan, meski ada indikasi kemungkinan telah menyebar lebih jauh.

Tentu langsung timbul pertanyaan seputar seberapa cepat varian baru itu menyebar, kemampuannya untuk menerobos sistem perlindungan dari vaksin, dan apa yang mesti dilakukan untuk mengatasinya.

Ada banyak spekulasi, tetapi masih sangat sedikit kejelasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak