Cerita Perampokan Gudang Rokok di Solo: Seduhan Kopi Istri yang Takkan Diminum Selamanya

Kasus perampokan itu menewaskansatpam gudang yakni Suripto (32).

Ronald Seger Prabowo
Senin, 22 November 2021 | 15:30 WIB
Cerita Perampokan Gudang Rokok di Solo: Seduhan Kopi Istri yang Takkan Diminum Selamanya
Kapoltesta Soo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, saat memberikan tali asih kepada Istri Korban Satpam Suripto, Haning Winarsih, di HalamaN Mapolresta Solo, Senin, (22/11/2021). [Suara.com/Budi Kusumo]

SuaraSurakarta.id - Kasus perampokan gudang rokok di Jalan Brigjen Sudiarto, Serengan, Senin (15/11/2021) lalu menyisakan beragam cerita miris dari keluarga korban.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kasus perampokan itu menewaskan satpam gudang yakni Suripto (32). Ironisnya, warga Wonosegoro, Kabupaten Boyolali itu meregang nyawa usai dihabisi mantan rekannya sendiri RS alias S (21).

Pelaku sendiri telah diciduk di rumahnya Kampung Tekil, Desa Sembukan, Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri, Jumat (19/11/2021) pagi.

Kakak korban, Muhammad Ayub menceritakan, setiap sebelum bekerja, korban minta sang istri, Herningwinasih untuk membuatkan kopi.

Baca Juga:Hanya 4 Hari, Satreskrim Polresta Solo Tangkap Pelaku Perampokan Gudang Rokok

Kopi itu nantinya diminum Suripto usai pulang dari kerja. Sayang, sebelum kopi hitam itu sempat diminum, korban ditemukan tewas dalam perampokan tersebyt.

"Setiap berangkat (kerja) pasti pesan itu (kopi) ke istrinya. Ya sekarang tidak akan diminum selamanya," ungkap Ayub, kepada awak media di Mapolresta Solo, Senin (22/11/2021).

Dia memaparkan, anak korban yang masih berusia 5 tahun disebut sering menanyakan keberadaan ayahnya yang telah meninggal dunia.

"Setiap hari anaknya menangis karena memang mencari ayahnya," ungkap Ayub kepada awak media.

Sebelum kejadian tersebut, Ayub juga mengungkapkan bahwa korban pernah bercerita mendapat ancaman dari pelaku melalui pesan whatsaap setelah pelaku dipecat.

Baca Juga:Cegah Stroke, Berapa Batas Minum Kopi dan Teh dalam Sehari?

"Ancaman pernah dilakukan pelaku ke korban dua atau tiga bulan yang lalu. Tiga kali korban menceritakan masalah itu, salah satunya ancaman yang berbunyi, mati ngarep opo mati mburi (mati di depan apa mati belakang)," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini