Nyawa Gilang Melayang Sia-sia, Pantaskah Menwa UNS Solo Dipertahankan?

Kasus Menwa UNS Solo hanya secuil kisah parahnya tindakan kekerasan di dunia pendidikan, masih banyak yang harus dibongkar

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 06 November 2021 | 14:13 WIB
Nyawa Gilang Melayang Sia-sia, Pantaskah Menwa UNS Solo Dipertahankan?
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo memberikan ultimatum pada pejabat kampus untuk segera membubarkan Korps Mahasiswa Siaga (KMS) Batalyon 906 Jagal Abilawa. [Solopos/Nicolous Irawan]

"Korban meninggal dunia akibat terjadi penyumbatan di bagian otak," jelas Iqbal.

Hingga kini belum ada satupun orang yang dijadikan tersangka, meski polisi telah memeriksa enam saksi yang merupakan panitia kegiatan.
Catatan UNS, insiden meninggalnya mahasiswa saat Diklatsar Menwa pernah terjadi pada 2013.

"Ya kami mendengar info itu pada 2013 itu perjalanan semacam fisik tapi kami saat ini belum mempelajari kasus itu seperti apa dan sudah terselesaikan waktu itu. Tapi saya belum mendapatkan berkas-berkas dokumen," ungkap Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto.

Kasus tersebut, katanya, diselesaikan secara kekeluargaan.

Baca Juga:Sepinya Asrama Mahasiswa UNS Solo, di Mana Para Saksi Diklat Menwa Berada?

"Karena waktu itu mungkin sudah ada apa ya, antara pihak keluarga dengan pihak panitia Menwa mungkin tidak menjadi permasalahan seperti ini. Kami tidak bisa matur (bicara) karena belum mendapatkan dokumen resminya."

Kasus-kasus tewasnya mahasiswa saat mengikuti Menwa

Selain di Solo, Jawa Tengah, kejadian serupa juga terjadi di Universitas Atmajaya, Jakarta, pada Oktober tahun 2015.
Daniel Vicli Pardamean Tambunan, mahasiswa Fakultas Hukum, meninggal setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan dari Resimen Mahasiwa atau Menwa di kampus itu.

Berdasarkan hasil autopsi, Daniel meninggal akibat dehidrasi dan membuat ginjalnya tak berfungsi dengan baik. Pasalnya ada yang salah dalam tata cara pendidikan dan pelatihan Menwa Atmajaya.

Kemudian pada November 2017, salah satu peserta latihan gabungan Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Trunojoyo Madura, juga tewas.
Mahasiswa yang tidak disebutkan identitasnya itu merupakan pelajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Syaichona Kholil (STAIS) Bangkalan.

Baca Juga:Belum Tetapkan Tersangka Dugaan Kekerasan Menwa UNS Solo, Polisi: Kami Harus Hati-hati

Lalu pada Oktober 2019, seorang mahasiswa Muhammad Akbar juga meregang nyawa saat mengikuti kegiatan pra pendidikan dasar Resimen Mahasiswa atau Menwa Universitas Taman Siswa Palembang, Sumatera Selatan.

REKOMENDASI

News

Terkini