SuaraSurakarta.id - Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo mendadak menjadi perbincangan publik. Organisasi mahasiswa itu juga didesak untuk segera dibubarkan.
Menyadur dari Solopos.com, Aliansi Mahasiswa UNS Solo mendesak pembubaran Resimen Mahasiswa (Menwa) yang sudah dibekukan otoritas kampus setempat.
Aliansi mahasiswa menilai upaya pembekuan organisasi yang dilakukan UNS Solo belum memberi rasa keadilan bagi keluarga dan korban.
Aliansi mahasiswa berencana mendatangi Gedung Rektorat UNS pada Senin (1/11/2021) pukul 13.00 WIB. Mereka menuntut keadilan atas kasus kematian Gilang Endi Saputra dalam diklat Korps Mahasiswa Siaga (KMS) Batalyon 905 Jagal Abilawa.
Baca Juga:Mudahkan Proses Penyelidikan, Panitia dan Peserta Diklat Menwa UNS Ditempatkan di Asrama
Aliansi mengajak seluruh mahasiswa UNS untuk turut bersolidaritas atas kasus Gilang.
Informasi yang dihimpun, ada tiga tuntutan yang dibawa dalam aksi massa tersebut. Pertama, mahasiswa menuntut keadilan untuk korban dan keluarga. Kedua, mahasiswa meminta pertanggungjawaban secara hukum dan sanksi akademik bagi pelaku dan pihak yang terlibat.
Ketiga, mahasiswa mendesak pembubaran KMS/Resimen Mahasiswa (Menwa) sebagai bentuk penolakan terhadap militerisme di kampus. Presiden BEM UNS, Zakky Musthofa Zuhad, mengonfirmasi para mahasiswa bakal menggelar aksi di depan Gedung Rektorat.
“Betul, Senin pukul 13.00 WIB. Titik kumpulnya di sekitar Boulevard dan Gedung SPMB,” ujar Zakky kepada Solopos.com.
Dalam sejumlah konsolidasi, Zakky menyebut mahasiswa belum puas dengan sanksi pembekuan organisasi yang baru saja dijatuhkan kampus pada Menwa. Zakky mengatakan kampus harus membubarkan Menwa sebagai bukti sikap tegas terhadap praktik kekerasan di kampus.
Baca Juga:Resmi! Menwa UNS Dibekukan Terkait Kasus Kematian Mahasiwa
“Aksi dilakukan karena tuntutan mahasiswa kemarin belum direalisasikan. Kami akan kawal terus agar kampus transparan dan tegas dalam kasus ini,” ujarnya.