Jelang Sumpah Pemuda, Ormas Tikus Pithi Ingatkan Indonesia dalam Bahaya

Ormas tikus pithi mengingatkan bangsa Indonesia saat ini dalam kondisi bahaya

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 13 Oktober 2021 | 18:17 WIB
Jelang Sumpah Pemuda, Ormas Tikus Pithi Ingatkan Indonesia dalam Bahaya
Tuntas Subagyo, pemimpin Tikus Pithi Hanata Baris. (Solopos.com)

SuaraSurakarta.id - Organisasi kemasyarakatan (ormas) Panji-Panji Hati atau lebih dikenal dengan Tikus Pithi Hanata Baris mempunyai pandangan tersendiri soal kondisi bangsa Indonesia. Terutama para generasi muda yang akan menerukan masa depan bangsa ini. 

Menyadur dari Solopos.com, Ketua ormas Panji-Panji Hati atau lebih dikenal dengan Tikus Pithi Hanata Baris, Tuntas Subagyo, mengingatkan para petinggi negeri ini tentang bahaya yang mengadang di masa depan.

Bahaya itu berupa hilangnya jati diri generasi bangsa lantaran tersapu oleh terpaan budaya dari luar di era globalisasi. Ia mencontohkan sudah memudarnya wawasan kebangsaan generasi muda, saat momentum Hari Sumpah Pemuda.

Jangankan hafal poin-poin Sumpah Pemuda, banyak generasi muda yang tidak lagi peduli dengan hari bersejarah bangsa ini. Tuntas mengusulkan dilakukannya pendidikan kilat (diklat) Pancasila dan wawasan tentang kebangsaan.

Baca Juga:Saingi Puan Maharani Pasang Baliho hingga Papua, Ini Sosok Tuntas Subagyo Pemimpin TPHB

“Kalau itu tidak dilakukan akan berakibat sangat luar biasa fatal. Kalau pemuda-pemuda tidak segera diluruskan dengan pelurusan sejarah dan etos pemuda, saya kira Indonesia akan diambang bahaya,” terang Ketua Tikus Pithi, Rabu (13/10/2021).

Sebagai sosok yang menghargai budaya, Tuntas menekankan pentingnya pendidikan moral kebangsaan kepada generasi muda. Tujuannya menanamkan adab-adab budaya ketimuran dan nilai-nilai moral kepada mereka.

“Kalau pemuda ini tak punya etos moral kebangsaan maka akan jadi masalah besar. Sehingga perlu konsentrasi bagaimana penanaman moral pemuda. Ancaman nyata saat ini termasuk radikalisme, rasisme dan pornografi,” urainya.

Membuat Terobosan

Ketua Tikus Pithi Hanata Baris itu mengusulkan supaya pemerintah berani membuat terobosan membatasi akses masyarakat terhadap aplikasi gadget yang tidak mendidik. Pembatasan itu terutama diperuntukkan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

Baca Juga:Saingi Puan Maharani! Ketua Ormas Ini Juga Pasang Baliho hingga ke Papua Barat

“Pemerintah perlu membatasi khusus terutama saya melihatnya di game online, situs-situs, dan aplikasi-aplikasi yang harus dikontrol. Bisa kita lihat dampak aktivitas bagi anak-anak sekarang. Bahasa mereka kasar,” katanya.

Kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir telah melahirkan satu kebiasaan baru di kalangan anak-anak, yaitu tingkat penggunaan gadget yang tinggi. Sayangnya, hanya sebagian kecil aktivitas itu untuk pendidikan daring.

Sebagian besar dari aktivitas penggunaan gadget tersebut justru untuk bermain game atau berseluncur secara bebas di dunia maya. Sayangnya lagi, aktivitas mereka kurang pendampingan orang tua yang sibuk bekerja.

Tuntas menambahkan sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib generasi penerus bangsa, ormas Tikus Pithi Hanata Baris  rutin melakukan kegiatan olahraga hari Sabtu. Pada momentum peringatan HUT Kemerdekaan RI digelar lomba.

Kepedulian Sosial

Kegiatan tersebut dilakukan serentak di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Tanah Air. “Seperti ini kami segera menggelar turnamen bulu tangkis di sini. Diikuti beberapa elemen, tahap pertama ada 128 peserta,” terangnya.

Para pemuda yang tergabung di organisasi yang eksis sejak 2014 itu juga diajak untuk mengasah kepedulian sosial mereka. Seperti dengan bakti sosial pembagian paket sembako serta penyemprotan disinfektan.

Tuntas percaya generasi muda memegang potensi besar yang akan menentukan masa depan bangsa ini. “Pemuda-pemudi adalah poros bangsa. Kata Pak Karno beri dia 10 pemuda niscaya akan dia ubah sejarah dunia,” sambungnya.

Pemerintah memegang peranan penting dalam mengarahkan dan memaksimalkan potensi generasi muda. Melalui program dan pendekatan yang tepat, semua potensi generasi muda dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

“Sektor yang paling potensial, zaman milenial, adalah berkaitan milenialisasi atau industri kreatif. Negara harus menata itu. Maka saya usulkan kalau bisa ada diklat tentang kepemudaan, Pancasila, serta bela negara,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini