Hotel Tertua di Kota Solo, Memiliki Kamar Khusus untuk Presiden Soekarno, Ini Kisahnya

Hotel tertua di Kota Solo memiliki kamar khusus yang dulu pernah menjadi tempat istirahat Presiden Soekarno

Budi Arista Romadhoni
Senin, 20 September 2021 | 15:19 WIB
Hotel Tertua di Kota Solo, Memiliki Kamar Khusus untuk Presiden Soekarno, Ini Kisahnya
Salah satu kamar di Hotel Dana Solo yang pernah dipakai menginap Presiden Sukarno. [suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Hotel Dana Solo merupakan salah satu hotel tertua di Kota Solo. Hotel yang lokasinya berada di tengah-tengah Kota Solo merupakan aset milik Pura Mangkunegaran.

Hotel Dana memiliki sejarah tersendiri sebelum menjadi tempat penginapan komersil hingga saat ini. Awalnya, merupakan rumah milik Pangeran Purbonegoro. Beliau merupakan Putra Raja Pakubuwono X.  

"Kalau menurut data dari Universitas Leiden, Belanda dibangun antara tahun 1880-1895. Tahun berapa dibangun tidak tersebut disitu," ujar Komisaris Hotel Dana Solo, Marga Eka Daya, Senin (20/9/2021).

Diceritakan pada masa Sri Mangkunegara VII antara 1916-1944, beliau memisahkan manajemen aset pribadi dan aset projo. Maka dibentuklah yang namanya Dana Milik Mangkunegaran. 

Baca Juga:Jakarta Sebagai Role Model Penanganan Covid-19 di Solo, Gibran Incar Kursi Gubernur DKI?

"Jadi aset-aset seperti Pabrik Colomadu, Pabrik Tasikmadu dan yang lainnya masuk dibawah dana milik. Lalu rumah pangeran itu dibeli oleh Dana Milik Mangkunegaran, itu dibeli antara tahun 1916-1922," katanya. 

Sejak dibeli dan Mangkunegaran kemudian jadi kantor Dana Milik Mangkunegaran. Pada 1946, keluar PPRI (Peraturan Perkebunan Republik Indonesia) yang membutuhkan aset dari Projo di Solo, termasuk bangunan dari dalam Purbonegoro yang ikut dibukukan. 

Selanjutnya ditangani PPRI, pada 1951 ada ide untuk membangun hotel pertama di Solo dan ternyata mampu terealisasi. Pada 1953 bangunan Purbonegoro sudah menjadi hotel dengan nama Hotel Dana. 

"Ini hotel pertama di Solo. Pada 1991, keluar Keppres pengalihan sebagian aset Dana Milik tadi pengelolaan ikut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, kemudian beralih kepada Yayasan Suryo Sumirat," ungkap dia. 

Menurutnya, waktu serah terima dari pemprov ke Yayasan Suryo Sumirat kondisinya rusak. 

Baca Juga:Wow! Soal Cagub DKI, Gibran Disentil Rivalnya Saat Pilkada: Selesaikan Dulu di Solo

Tapi pelan-pelan diperbaiki hingga jadi seperti sekarang ini, bangunan yang tengah (pendopo) itu termasuk bangunan cagar budaya dan diubah sama sekali.

Dulu kamar-kamar disebelah barat dan timur itu adalah kandang kuda. Jadi bangunan dulu punya ciri yang sama, di tengah bangunan inti dan di kanan kiri ada bangunan tambahan.

Kamar Bung Karno

Dalam Hotel Dana ini ada satu kamar bersejarah yang dipakai oleh Presiden Sukarno saat berkunjung di Kota Solo pada 1952. 

Kamar tersebut nomor 45 dan hingga saat ini masih tetap digunakan. Bahkan kamar tersebut diberi nama Bung Karno Family Suite.

"Setelah ini jadi hotel, kemudian Bung Karno pada November 1952 ada kunjungan kerja ke Solo. Akhirnya pilih Hotel Dana untuk menginap, kamar yang dipilih nomor 45," papar dia.

Kamar yang dipakai Bung Karno itu berbeda dengan kamar-kamar yang lain. 

"Di Bung Karno Family Suite itu ada dua kamar, ruang tamu, dan dapur kecil. Pada waktu itu mungkin pas untuk menginap Bung Karno," terangnya.

Marga menambahkan, ada peninggalan Bung Karno yang hingga kini masih ada yaitu berupa lukisan. 

Lukisan Sukarno dikirim setelah beliau pulang dari Hotel Dana. "Jadi setelah beliau pulang, karena mungkin merasa senang akhirnya dikirim lukisan kesini. Beliau hanya sekali menginap di Hotel Dana," tandas dia.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini