Taliban, al-Qaeda dan ISIS memiliki musuh bersama, yang jauh maupun dekat.
Amerika Serikat dan negara-negara Barat termasuk yang terjauh. Sedangkan musuh-musuh yang lebih dekat adalah sekutu mereka dan negara-negara yang telah menerima pemisahan antara negara dan agama.
"Sejak awal, ISIS lebih kejam daripada al-Qaeda dan melancarkan - di samping perang melawan Barat - konflik sektarian melawan muslim-muslim lain yang tidak setuju dengan ideologinya," kata Byman.
Jadi perbedaan utama lainnya adalah bahwa, sementara AS tetap menjadi musuh utama al-Qaeda, ISIS terus menyerang komunitas Syiah dan kelompok agama minoritas lainnya di Timur Tengah.
Baca Juga:Menlu Retno: Indonesia Hanya Ingin Afghanistan Jadi Negara Damai
"Meskipun al-Qaeda juga menganggap penganut Syiah sebagai murtad, kelompok itu berpikir bahwa membunuh mereka terlalu ekstrem, membuang-buang sumber daya, dan merugikan proyek jihad," kata Byman.
Kedatangan Taliban ke tampuk kekuasaan semakin mendorong perpecahan, dengan ISIS menganggap kelompok itu sebagai "pengkhianat" karena menegosiasikan rencana penarikan pasukan asing dengan dengan AS, kata Groppi.
Namun, mereka secara tidak langsung terhubung dengan Taliban melalui kelompok ketiga.
Para pengamat mengatakan ada hubungan kuat antara faksi ISIS di Afghanistan dan kelompok militan yang disebut jaringan Haqqani, yang dekat dengan Taliban.
Metode
Al-Qaeda terkenal karena serangannya terhadap Menara Kembar New York pada tanggal 11 September 2001, yang kemudian dikenal sebagai serangan 9/11.
Dengan metode sedramatis itu, mereka bermaksud membakar semangat pejuang Muslim di mana-mana dan mengusir AS dari Timur Tengah, terutama Arab Saudi dan tempat-tempat suci.
Baca Juga:Qatar Peringatkan Negara-negara di Dunia: Setop Isolasi Taliban
Propagandanya berkisar pada gagasan bahwa jihad adalah kewajiban setiap Muslim - tetapi tujuan al-Qaeda lebih diutamakan daripada yang lokal.