SuaraSurakarta.id - Kontingen Indonesia saat ini sedang berjuang meraih prestasi di ajang Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar 23 Juli 2021-8 Agustus 2021.
Sebanyak 28 atlet plus satu cadangan yang diberangkatkan itu berasal dari delapan cabang olahraga, yakni atletik, bulutangkis, menembak, dayung, panahan, surfing, renang, dan angkat besi.
Usut punya usut, salah satu atlet panahan yakni Alviyanto Bagas Prastyadi ternyata adalah sosok asal Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.
Pria yang akrab disapa Bagas ini akan tampil di beberapa nomor, di antaranya beregu recurve putra cabor panahan di Jepang, Senin (26/7/2021).
Baca Juga:Top 5 Sport Sepekan: Lepas Lalu Muhammad Zohri ke Olimpiade Tokyo, Ini Pesan Luhut
Di nomor tersebut, Bagas bakal tampil bersama dua rekannya, Riau Ega Agatha dan Arif Dwi Pangestu. Selanjutnya, Bagas juga dijadwalkan tampil di nomor individu di Olimpiade Tokyo Jepang 2020, Selasa (27/7/2021).
Bagas merupakan anak seorang penjaga sekolah yang tinggal di RT 004/RW 002, Bonyokan, Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Klaten.
Dia adalah putra dari pasangan Suyamto (45) dan Kusmiyati (39). Sehari-harinya, Suyamto bekerja sebagai penjaga malam di SDN 2 Bonyokan.
“Anak saya itu mulai belajar memanah sejak kelas IV SDN2 Bonyokan. Dia dibimbing ibunya. Saya jarang bertemu langsung karena Bagas sering mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan. Sebagai bapaknya, saya turut berdoa setiap hari. Semoga sukses dan lancar. Pulang bawa prestasi yang baik,” kata Suyamto, Sabtu (24/7/2021).
Bagi pecinta olahraga panahan, sosok sang ibu yakni Kusmiyati yentu sudah tidak asing lagi. Dia merupakan mantan atlet panahan andalan Jateng.
Baca Juga:Ini Jadwal Atlet Indonesia Bertanding Hari Ini di Olimpiade Tokyo
Kusmiyati pernah memperkuat tim panahan Jateng di ajang PON Kalimantan (2008) dan PON Riau (2012). Prestasi tertinggi ibunya di PON, yakni meraih medali perunggu. Bakat memahan Bagas turun dari ibunya.
Sang ibu mengakui, jika sejak kecil dirinya yang pertama kali melatih Bagas untuk memanah. Setelah dirasa berkembang, kemudian dilanjutkan beberapa pelatih mulai Esti Setyaningsih, Dedi Margi Pamungkas, dan Heri.
“Bagas itu kali pertama belajar memanah dari panah lungsuran saya. Lalu, mulai ikut lomba pertama kali saat duduk di bangku kelas IV SD. Waktu itu, dia langsung meraih juara (Popda Provinsi Jateng). Setelah itu, selalu dapat nomor saat ikut lomba. Sebelum ikut Olimpiade Tokyo 2020, Bagas meraih medali perak beregu putra di World Cup Paris,” kata Kusmiyati.
Sementara itu, pelatih Bagas, Esti Setyaningsih, mengatakan bakat yang dimiliki anak didiknya terasa karena sudah latihan sejak kecil.
“Bagas itu mengasah bakatnya dari nol. Dia tak memiliki bakat terpendam. Bakat yang dia miliki sekarang ini adalah bakat terlatih. Tim panahan Indonesia ini disebut-sebut tim underdog. Tapi, pencapaian di World Cup Paris kemarin dapat memacu Bagas dkk untuk meraih prestasi di Olimpiade,” katanya.
Hingga saat ini, Tim Merah Putih sudah mendapatkan satu perunggu dari cabor angkat besi nomor 49 kg putri dari sosok Windy Cantika Aisah.
Sumber: Solopos.com