Kasus Covid-19 Menggila, Perajin Peti Jenazah di Klaten Kewalahan

Tidak hanya tenaga medis yang kewalahan menghadapi lonjakan kasus Covid-19, perajin peti mati pun mulai kebingungan

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 01 Juli 2021 | 12:37 WIB
Kasus Covid-19 Menggila, Perajin Peti Jenazah di Klaten Kewalahan
Pekerja merampungkan pembuatan peti jenazah di salah satu produksi peti di Desa Keputran, Kecamatan Kemalang, Rabu (30/6/2021). [Solopos/Taufiq Sidik Prakoso]

SuaraSurakarta.id - Kasus Covid-19 melonjak pada sebulan terakhir ini. Hal itu membuat perajin peti jenazah di Klaten kewalahan melayani lonjakan permintaan.

Salah satu perajin peti jenazah, Wawan, 38, mengatakan lonjakan permintaan sudah terjadi selama sepekan terakhir seiring peningkatan kasus Covid-19 termasuk kasus pasien meninggal dunia. Rata-rata permintaan datang dari rumah sakit.

“Saat ini pesanan melonjak. sudah sejak sepekan terakhir ini sampai pesanan membeludak,” kata Wawan dilansir dari Solopos.com di Desa Keputran, kecamatan Kemalang, Rabu (30/6/2021).

Sebelumnya jumlah permintaan peti jenazah di tempat produksi milik Wawan di Klaten hanya sekitar 10 peti per hari. Namun, sepekan terakhir jumlahnya meningkat menjadi 30 peti per hari.

Baca Juga:Daftar Rusun Tempat Isolasi Mandiri di Jakarta Terbaru, Alamat dan Cara Daftarnya

“Pesanan mayoritas dari rumah sakit. Ada yang dari Klaten, Purwodadi, Boyolali, dan Grobogan,” kata dia.

Wawan mengaku mengutamakan pesanan dari rumah sakit yang sudah menjalin kerja sama. Salah satunya RSUP dr Soeradji Tirtonegoro (RSST) Klaten.

Guna memenuhi pesanan, Wawan memperpanjang jam produksi. Tempat produksi miliki Wawan beroperasi mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Sejak ada lonjakan pesanan, Wawan memperpanjang proses produksi setiap harinya hingga pukul 23.00 WIB.

Selain itu, dia menambah jumlah pekerja yang terlibat pada proses produksi. Ada enam orang yang terlibat pada proses produksi untuk membuat kerangka peti di tempat usaha Wawan. Sementara, proses finishing yakni pemasangan kain penutup peti melibatkan tiga orang.

“Karena ada peningkatan pesanan, untuk proses finshing sekarang menjadi 10 orang melibatkan ibu-ibu rumah tangga sekitar sini,” jelas dia.

Baca Juga:Skenario PPKM Darurat Jawa-Bali 3-20 Juli: WFH 100 Persen, Sekolah Online, Masjid Ditutup

Bahan Baku Terbatas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini