SuaraSurakarta.id - Berita mutasi Covid-19 bukan lagi omong kosong. Diketahui, telah ditemukan strain Covid-19 baru pada pertengahan Desember yang dinamakan 501.V2 di Afrika Selatan.
Hal tersebut menuai banyak perbincangan di dunia internasional termasuk seorang Regius Profesor Kedokteran dari Universitas Oxford bernama Sir John Bell .
Sir Jogn Bell mengaku merasa khawatir mutasi virus corona SARS Cov-2 di Afrika Selatan akan memengaruhi efektivitas vaksin yang saat ini tengah dikembangkan.
Menurutnya, varian virus Covid-19 di Afrika Selatan lebih memprihatinkan daripada strain Kent dari Inggris Tenggara karena kemampuanya untuk menular lebih cepat.
Baca Juga:Mawar AFI Akui Positif Terinfeksi Covid-19
Profesor Sir John juga yakin bahwa strain Afrika Selatan sudah ada di Inggris, meski pada tingkat yang sangat rendah, katanya kepada Times Radio.
Jenis Covid-19 dari Afrika Selatan yang ditemukan pada pertengahan Desember itu dinamakan 501.V2.
Para ahli menekankan tidak ada bukti jenis baru bahwa virus ini lebih mematikan, tetapi jumlah orang yang dites positif Covid-19 meningkat tiga kali lipat dalam tiga minggu di Afrika Selatan.
Sir John menekankan bahwa belum ada jawaban pasti, apakah vaksin Pfizer dan Oxford akan bekerja pada varian virus corona Afrika Selatan atau tidak.
Meski begitu, menurutnya, vaksin baru dapat dibuat dalam waktu empat hingga enam minggu jika vaksin yang telah ada saat ini tidak berfungsi pada varian baru tersebut.
Baca Juga:Wisatawan Penuhi Wisata MBS, Jumlah Capai Ribuan Pengunjung Dalam Sehari
Ketika ditanya varian virus mana yang lebih dia khawatirkan, Sir John menjawab varian Afrika Selatan dengan beberapa margin. Menurutnya, mutasi dalam bentuk Afrika Selatan adalah perubahan yang cukup substansial.
- 1
- 2