SuaraSurakarta.id - Masyarakat Kota Solo menunjukkan sikap tegas menolak segala bentuk anarkisme yang berpotensi merusak ketertiban umum.
Dukungan terhadap aksi damai ini diwujudkan dengan pemasangan MMT (media luar ruang) di berbagai titik strategis kota, berisi pesan menolak perusakan.
Gerakan Warga Solo (GWS) yang diinisiasi Wali Kota Solo, Respati Ardi, mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. GWS dibentuk secara secara berjenjang, mulai dari tingkat RT, RW, hingga kelurahan.
Tulisan yang terpampang pada MMT antara lain berbunyi, “Kami Warga Solo Menentang Berbagai Bentuk Perusakan dan Penjarahan di Kota Solo (GWS)” serta “Sampaikan Aspirasi Tanpa Anarki”.
Pascakerusuhan demo yang sempat terjadi, warga bersama pemerintah dan kepolisian bergotong royong memulihkan kondisi kota.
Sumarni (50), warga Laweyan, menyambut baik pemasangan MMT tersebut. Menurutnya, pesan itu menjadi pengingat agar masyarakat menjaga Solo tetap aman dan nyaman. Ia juga turut aktif dalam kerja bakti yang dilaksanakan bersama pemerintah.
"Niki kerja bakti membersihkan fasilitas umum pascakerusuhan demo kemarin. Ini kolaborasi dari Pemkot, lingkungan sekitar, dan Kepolisian. Harapannya Kota Solo kembali pulih, kondusif, dan ke depan tidak ada lagi tindakan anarkis seperti kemarin. Semoga Kota Solo semakin aman, damai, dan masyarakatnya sejahtera,” tutur Sumarni.
Hal senada disampaikan Ketua RT 3 RW 4 Karangasem, Dayat. Ia mengapresiasi program Gerakan Warga Solo pascakerusuhan dengan bergandeng tangan mengamankan Kota Bengawan dari perusuh.
“Kami sebagai warga merasakan manfaat dari Gerakan Warga Solo. Dengan adanya GWS, masyarakat tidak lagi merasa sendiri. Ada kebersamaan untuk menjaga lingkungan agar tetap aman,” ungkap Dayat.
Baca Juga: Unjuk Rasa Berujung Kerusuhan di Kota Solo, Ada 21 Warga Jadi Korban
Selain itu, Respati bersama Wakil Wali Kota Astrid Widayani memimpin kerja bakti massal di kawasan Gladak.
Kegiatan ini melibatkan perangkat daerah, petugas kebersihan, relawan, hingga warga sekitar.
Mereka membersihkan sampah, coretan vandalisme, serta material lain yang tersisa usai aksi unjuk rasa.
Respati menegaskan kerja bakti bukan sekadar membersihkan kota, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan.
“Semangat gotong royong ini menunjukkan bahwa Solo adalah kota yang kuat dan peduli saling bergotong-royong untuk kota yang aman dan nyaman,” ujar Respati.
Pemasangan MMT dan keterlibatan masyarakat dalam GWS menjadi simbol kuat bahwa warga Solo sepakat menolak anarkisme.
Aspirasi yang disampaikan secara damai diyakini akan lebih didengar dan mencerminkan budaya Solo yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan.
Dengan semangat persatuan ini, diharapkan Solo tetap menjadi kota yang aman, nyaman, dan kondusif bagi seluruh warganya.(
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
- Belum 1 Detik Calvin Verdonk Main, Lille Mendadak Berubah Jadi Klub Pembantai di Liga Prancis
- Astrid Kuya Bela Uya Kuya: Semua Isi Rumah Dimiliki Sejak Sebelum Jadi DPR
- Rumah Ludes Dijarah Massa, Harta Nafa Urbach Tembus Rp20 Miliar Tanpa Utang
Pilihan
-
Heboh 'Ojol Taruna' Temui Gibran, GoTo Bongkar Identitas Aslinya
-
Sri Mulyani Bebaskan PPN untuk Pembelian Kuda Kavaleri, Termasuk Sikat Kuku dan Kantong Kotorannya
-
Diplomat Indonesia Tewas Ditembak di Peru! Ini Profil dan Jejak Karier Zetro Leonardo Purba
-
Polemik Gas Air Mata di UNISBA dan UNPAS Bandung, Rektor dan Polisi Beri Klarifikasi
-
Polemik Penangkapan Direktur Lokataru Delpedro Marhaen, Aktivis Nilai Bentuk Kriminalisasi
Terkini
-
3 Anak Ditangkap Gara-gara Bawa Bom Molotov, Belajar Merakit Lewat Video
-
Tolak Aksi Anarkis, Warga Solo Kompak Pasang Spanduk di Berbagai Titik Kota
-
Bawa Bom Molotov di Aksi Depan DPRD Solo, 3 Anak Dibawah Umur Ditangkap
-
Bukan Main! 8 Pelajar Bawa Bom Molotov, Diduga Ingin Serang Gedung DPRD Wonogiri
-
Rektor UNS Solo Serukan Ketenangan, Peringatkan Bahaya Anarki bagi Bangsa