Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 05 Juli 2022 | 16:56 WIB
Siswa asal Kecamatan Pasar Kliwon, Solo saat menerima arahan berkaitan dengan kelas virtual. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Sebanyak 37 siswa asal Kecamatan Pasar Kliwon Solo masuk dalam daftar yang diajukan dalam kelas virtual

Namun, dua siswa mengundurkan diri dari kelas virtual tersebut. Satu siswa mengundurkan diri karena pindah ke sekolah swasta, sedangkan satu siswa tanpa alasan.

Mereka mengundurkan diri setelah menerima arahan atau penjelasan tentang kelas virtual dari Camat Pasar Kliwon Ahmad Khoironi di Pendopo Kantor Kecamatan Pasar Kliwon, Selasa (5/7/2022).

"Ini dicabut dan pindah ke SMK. Anaknya pengin masuk ke SMK," ujar salah satu wali siswa, Ispandi (45) saat ditemui usai mengikuti arahan, Selasa (5/7/2022).

Baca Juga: Cegah Kerumunan, Gibran Imbau Panitia Antar Daging Kurban ke Rumah Warga

Menurutnya, kebijakan kelas virtual sangat bagus, karena mengakomodir siswa yang tidak masuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Tahun 2022. Terutama yang ada di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon.

"Tetap kebijakannya sangat bagus. Kita berterima kasih kepada Pak Camat maupun jajarannya," katanya.

Namun, sang anak itu lebih memilih ke SMK, karena ingin sekolah tatap muka langsung. Karena jika kelas virtual pembelajarannya lebih banyak virtual daripada tatap muka. Itu jadi salah satu pertimbangan. 

"Si anak lebih memilih masuk SMK yang pembelajarannya tatap muka. Semoga bisa diterima, kalau ke swasta pasti lebih mahal," ungkap warga Kelurahan Mojo ini.

Dikatakannya, awalnya itu masuk PPDB di SMA 3 Solo tapi ternyata tersingkir. Mencoba masuk ke SMA 2 Solo, juga sama tersingkir.

Baca Juga: Anime Solo Leveling Kapan Tayang? Ini Jadwal Rilisnya

Setelah itu dapat informasi kalau ada kelas virtual dan ikut mendaftar. 

"Kemarin di SMA 3, banyak yang komplain itu dari Pasar Kliwon. Zonasi sebenarnya tidak begitu jauh," katanya.
 
Sementara itu wali siswa lain, Permata Nada Al Husna masih akan menunggu perkembangannya bagaimana. Karena hingga saat ini belum ada keputusan bisa masuk atau tidak.

"Kita masih menunggu. Bayangan saya itu ada keputusan, ternyata tadi hanya arahan saja," sambung warga Kauman ini.

Dijelaskan itu, awalnya daftar di SMA 2 Solo karena yang paling dekat. Daftar itu dihari kedua dan ada diposisi 120 dari 192 sesuai jarak. Lalu turun lagi ke posisi 150, lalu 170 dan kemudian sudah tidak ada.

Lalu Jumat (1/7/2022) datang ke SMA 2 Solo dan diminta datang ke Dinas Pendidikan Wilayah VII Jawa Tengah yang ada di Bakorwil Solo. 

"Itu sebetulnya belum ditutup kan, adaikan sudah tidak bisa dan tidak ada kesempatan lagi, pasti kita akan cabut. Tapi karena ada itu kita nunggu saja," papar dia.

"Belajar sungguh-sungguh, kalahnya sama belajar yang tidak sungguh-sungguh. Pokoknya tahulah serba serbi sekolah virtual seperti apa, tapi kok diulangi lagi," imbuhnya.

Terpisah Camat Pasar Kliwon, Ahmad Khoironi mengatakan ada dua siswa yang mengundurkan diri. Satu siswa mau masuk SMK, satu siswa tanpa alasan.

Awalnya yang mendaftar itu ada 37 siswa dan tinggal 35 siswa setelah dua siswa mengundurkan diri.

"Data ini kita ajukan ke cabang Dinas Pendidikan provinsi. Kalau nanti fik diterima 100 persen, selanjutnya kita menunggu arahan. Kita menunggu keputusan kepastian dari cabang dinas," jelas dia.

Keputusannya diterima atau tidaknya itu minggu ini, karena tanggal 7 Juli 2022 data sudah harus masuk.

Terpenting, lanjut dia, sebelum daftar ulang sudah ada keputusan biar nanti sama pas daftar ulangnya. 

"Kalau masalah setelah diterima nanti bisa konfirmasi langsung ke pihak sekolah. Karena kewajiban kita menerima seleksi kelas virtual yang dipasrahkan ke kecamatan," tegasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More