Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 05 April 2022 | 19:11 WIB
Warga di sebuah desa di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karangannyar mengkuti festival tradisi long bumbung atau meriam dari bambu yang digelar di lapangan desa setempat, Kamis (1/4/2022) silam. [Suara.com/Budi Kusumo]

SuaraSurakarta.id - Warga di sebuah desa di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karangannyar mengkuti festival tradisi long bumbung atau meriam dari bambu yang digelar di lapangan desa setempat, Kamis (1/4/2022) silam.

Selain untuk menjaga tradisi kearifan lokal, juga sebagai penanda masuknya bulan Ramadhan yang disambut dengan suka-cita warga setempat.

Suasana dilapangan Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Karangannyar,  saat itu dipenuhi  peserta dari warga desa setempat yang membawa potongan bambu bambu besar untuk mengikuti tradisi long bumbung atau meriam bambu.

Kegiatan ini dikemas dalam festival long bumbung nasional yang diselenggarakan pengurus Masjid Al Furqon Gondosuli.

Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi BUMDes, Kades Berjo Karanganyar Kembali Diperiksa Kejari

Segala persiapanpun juga tengah dilakukan para masing masing peserta, mulai dari menyiapkan karbit, air, hingga memasukan potongan karbut kedalam long bumbung.

Suasana lapangan yang berada di kawasan pegunungan ini pun sangat meriah, suara dentuman dari bambu bambu besar itu menggelegar berkali kali.

Para peserta  yang sebagian besar berusia remaja itu berulang kali dan saling sahut menyahut menyalakan long bumbung dengan bahan karbit itu.

Selain itu, tak jarang pula meriam mereka gagal mengeluarkan suara yang akhirnya hanya kepulan asap hitam yang keluar dari long bambu.

Tak hanya itu, para warga yang menonton ditepi lapangan kerap dibuat kaget dengan suara dentuman ketika mereka lengah.

Baca Juga: Didampingi Gibran dan Kaesang, Jokowi Antar Jenazah Paman ke Peristirahatan Terakhir di Karanganyar

Festival long bumbung ini diikuti 50 peserta perwakilan dari masjid maupun mushola yang berada di Karangannyar.

Load More