Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 27 Februari 2022 | 17:34 WIB
Kampung Girpasang Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten. [Suara.com/Ari Welianto]

"Jadi yang dikeluhkan warga itu tidak adanya akses yang memudahkan warga. Adanya akses darurat harus naik turun jurang. Warga sangat berterima kasih kepada pemerintah baik daerah dan pusat yang telah membangun jembatan gantung," paparnya.

Buka Warung Kopi Bareng

Setelah adanya jembatan gantung dan banyak orang-orang dari berbagai daerah, banyak warga yang bukan warung di rumahnya. Bahkan ada warga 12 KK yang bikin warung kopi bareng-bareng namanya Omah Kopi Girpasang

Kalau warung-warung yang dibawah itu bukan dari warga Girpasang, tapi warga lain yang menyewa lahan untuk buat warung.

Baca Juga: Rumah hingga Kandang Sapi Terkena Proyek Tol Solo-Jogja, Mbak Tantri Mendadak Jadi Miliader Muda

"Omah Kopi itu dibuat dan dikelola oleh warga 12 KK. Ini gerakan bareng-bareng, tujuannya  biar rukun dan yang jaga ganti-ganti atau shift," tuturnya. 

Untuk hasilnya nanti dibagi, setiap satu minggu ada pertemuan untuk membahas kedepannya. Dalam pertemuan tersebut dihitung juga hasilnya berapa, nanti buat pengembangan lain. 

"Satu hari pas hari minggu, bisa dapat Rp 5 juta. Kalau hari-hari biasa tidak menentu tergantung pengunjung yang datang," terang dia. 

Jualannya itu hasil bumi yang ada di Kampung Girpasang, seperti kopi, sego jagung, talas goreng, atau telo goreng. Harganya pun tidak dijual malah, karena ini untuk wisata juga. 

"Kita buka pas ada jembatan gantung ini. Kedepan itu Kampung Girpasang akan kita kembangkan untuk kampung wisata, saat ini baru ditata," tandasnya. 

Baca Juga: BPPTKG Sebut Aktivitas Gempa Gunung Merapi Pekan Ini Masih Tinggi

Sebenarnya jembatan gantung itu untuk akses warga bukan buat wisata. Ternyata banyak orang-orang luar itu datang, mencoba lewat jembatan dan datang ke Kampung Girpasang. 

Load More