Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 02 November 2021 | 06:57 WIB
Aliansi Mahasiswa, melakukan aksi demo di Halaman Kampus UNS Solo, Senin, (1/11/2021). [Suara.com/Budhi Kusumo]

SuaraSurakarta.id - Meninggalnya mahasiswa UNS Solo meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga. Hal itu pastinya membuat Resimen Mahasiswa atau Menwa di seluruh universitas menjadi sorotan. 

Saat ini Menwa UNS Solo tengah menjadi sorotan berkaitan dengan kasus dugaan kekerasan saat diklat berujung meninggalnya salah satu peserta, Minggu (24/10/2021) lalu.

Menyadur dari Solopos.com, Belakangan terungkap tak hanya mahasiswa bernama Gilang Endi Saputra yang kehilangan nyawa saat mengikuti diklat Korps Mahasiswa Siaga (KMS) Batalion 905 Jagal Abilawa itu. Berdasarkan data dan pengakuan saksi yang diperoleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS Solo, kasus serupa pernah terjadi pada 2013.

Belum lagi kasus-kasus dugaan kekerasaan lainnya yang mengakibatkan peserta Diklat Menwa UNS Solo mengalami sakit atau cedera, sulit berjalan, hingga yang hampir meninggal dunia.

Baca Juga: Polisi Pastikan Tersangka Kasus Kekerasan Menwa UNS Ditetapkan Pekan Ini

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, dalam Diklat Menwa ada beberapa istilah dan kegiatan menjurus kekerasan yang akrab di telinga panitia maupun peserta diklat. Biasanya istilah itu merujuk pada hukuman kepada peserta diklat yang melakukan kesalahan.

Istilah “Kipas Asmara” misalnya, merujuk pada tamparan di pipi kanan dan kiri berulang kali. Kemudian istilah “Ranting Jatuh” yang artinya kepala dipopor senjata replika yang terbuat dari kayu.

Ada lagi istilah “Extra Joss” yang artinya badan dipukul dan ditendang, kadang juga memukul wajah. Sedangkan istilah “Push Up Menggenggam” berarti push up dengan tangan dikepalkan ke aspal jalan. Hal ini dilakukan saat cuaca sedang panas-panasnya.

Atas dugaan dan laporan banyaknya tindak kekerasan saat Diklat itu lah, mahasiswa UNS Solo mendesak Rektor membubarkan Menwa. Desakan itu disampaikan mahasiswa dalam berbagai kesempatan setelah Gilang Endi Saputra meninggal saat mengikuti diklat Menwa, Minggu (24/10/2021).

Salah satunya saat aksi Geruduk Rektorat yang digelar Aliansi Mahasiswa UNS Solo, Senin (1/11/2021). Dalam kesempatan itu, selain menuntut transparansi atas kasus kematian Gilang, mahasiswa juga kembali mendesak Rektor membubarkan Menwa.

Baca Juga: Mahasiswa Meninggal Saat Diklat Menwa, UNS Diminta Fair Jelaskan Sebab Kematian Gilang

Load More