Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 23 September 2021 | 17:44 WIB
Agung Setiyoko alias Agung Bakar (kedua kiri) menerima ganti rugi (UGR) jalan tol Solo-Jogja di Aula Kecamatan Polanharjo, Klaten, Kamis (12/8/2021). [Solopos-Ponco Suseno]

SuaraSurakarta.id - Pencairan ganti rugi proyek Tol Solo-Jogja di Kabupaten Klaten memunculkan banyak kisah dan cerita dari para miliarder baru.

Salah satunya Agung Setiyoko. Warga Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten itu membangun sekolah seni gratis untuk masyarakat dari uang ganti rugi.

Total dirinya mendapatkan Rp 4,3 miliar. Rumah Agung seluas 400 meter persegi dengan bangunan dua lantai ludes terdampak tol. Oleh karenanya uang ganti rugi itu dia gunakan untuk membangun rumah.

Lahan yang dibeli Agung untuk rumah sekaligus sekolah seni itu sekitar 1.600 meter persegi. Agung yang akrab dipanggil Agung Bakar itu mengatakan sekolah seni itu nantinya akan dibuka beberapa kelas. Mulai dari pedalangan, karawitan, tari dan lainnya.

Baca Juga: Disebut Candi Asu, Proyek Tol Solo-Jogja Tak Berani Menggusur Yoni, Ini Alasannya

“Saya buat sekolah seni, nanti kita gratiskan untuk masyarakat. Masyarakat dari mana saja. Kita buka kelas pedalangan, karawitan secara kolektif, tari sampai bahasa Jawa. Nanti yang tari di samping sama bahasa,” ungkap Agung dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com, Kamis (23/9/2021).

Agung mengatakan akan bekerja sama dengan sejumlah pihak dalam pembelajaran di sekolah seni itu. Dia tidak membatasi siapa yang akan belajar, baik itu individu maupun instansi.

“Kita secara kolektif ayo bersama latihan tari, karawitan atau pedalangan. Intinya melestarikan dan kalau bahasa Jawa kita bekerja sama dengan sekolah,” jelasnya.

“Target kita sederhana, misalnya belajar bahasa Jawa pulang ya bisa berbahasa Jawa krama pada orang yang lebih tua, bukan sekolah formal tapi kita tata dengan kurikulum,” imbuh Agung.

Agung mengungkapkan uang ganti rugi tol ia terima pada Agustus lalu. Dia menuturkan membuat rumah tinggal adalah hal pertama yang ia lakukan karena rumah lamanya terdampak. Sementara sisanya memang ingin digunakan untuk kegiatan sosial.

Baca Juga: Ini Jadwal Pemadaman Listrik PLN di Kabupaten Karanganyar dan Klaten

Dia yang juga pebisnis kuliner ini mengaku tidak ingin membeli banyak rumah, tanah atau investasi lainnya.

“Untuk rumah tinggal kita sudah ada rumah dua ini. Di Delanggu, di warung juga ada, jadi sudah cukup,” pungkasnya.

Load More