SuaraSurakarta.id - Pekerjaan proyek Tol Solo-Jogja di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten dikejutkan dengan penemuan artefak berbentuk Yoni.
Meski demikian, Yoni dengan bentuk kepala kura-kura yang dikenal warga dengan nama Candi Asu dipastikan tak digusur. Pelaksana proyek tol melakukan rekayasa teknis dengan membikin tol melayang di atas kawasan yoni.
Melansir Solopos.com--jaringan Suara.com, Yoni merupakan istilah dalam bahasa Sansakerta yang memiliki arti tempat atau kandungan untuk melahirkan.
Yoni juga disebut sebagai objek pemujaan penting dalam agama Hindu yang melambangkan Dewa Parwati, istri Dewa Siwa.
Oleh sebab itu yoni biasanya dibuat berpasangan dengan lingga yang melambangkan Dewa Siwa. Pasangan lingga dan yoni biasanya dihubungkan dengan kehadiran candi.
Selain itu keduanya merupakan lambang dari kejantanan dan kesuburan. Lingga diibaratkan sebagai phallus dan yoni sebagai vagina. Apabila keduanya menyatu, maka akan terlahir kehidupan.
Dilansir situs Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lingga dimaknai sebagai pilar cahaya, simbol benih dari segala sesuatu yang ada di alam semesta.
Dewa Siwa kerap digambarkan sebagai sosok lingga yang mengandung energi penciptaan dan simbol organ maskulin. Namun, energi tersebut akan berfungsi apabila disatukan dengan shakti yang disimbolkan dalam wujud yoni, simbol organ feminin.
Dengan demikian, penyatuan antara lingga sebagai organ maskulin dengan yoni yang merupakan simbol organ feminin akan menghasilkan energi penciptaan, yang merupakan dasar dari semua penciptaan.
Baca Juga: Ini Jadwal Pemadaman Listrik PLN di Kabupaten Karanganyar dan Klaten
Makna lingga dan yoni yang berkaitan dengan simbol seks juga dijelaskan dalam penelitian M. Dwi Cahyo bertajuk Makna dan Fungsi Simbol Seks dalam Ritus Kesuburan Masa Majapahit.
Energi shakti yang merupakan simbol yoni bernama Uma atau Parwati. Dengan demikian, penyatuan lingga dan yoni dipercaya menghasilkan kekuatan tertinggi.
Lingga dan yoni biasa dipakai dalam ritual pemujaan kepada Dewa Siwa yang dilakukan umat Hindu. Adaun media yang dipakai berbentuk phallus atau kelain laki-laki. Air yang dialirkan pada lingga dan kemudian mengalir pada cerat yoni akan dianggap sebagai air suci dan dapat digunakan untuk ritual keagamaan.
Ritual keagamaan tersebut saat ini jarang ditemukan di Indonesia, namun sangat umum di India.
Meski demikian, pemuja Siwa di India tidak selalu mengamini mereka berhadapan dengan simbol seksual. Pasalnya, mayoritas lingga-yoni tidak digambarkan secara natural sebagai organ seks, melainkan energi penciptaan alam semesta.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Putri Tertua PB XIII Tegaskan Bebadan Baru Tetap Tunduk Atas Dawuh PB XIV, Ini Tugas dan Fungsinya
-
Era Baru Keraton Solo: PB XIV Purboyo Reshuffle Kabinet, Siapa Saja Tokoh Pentingnya?
-
Link Saldo DANA Kaget Spesial Warga Solo! Klaim Rp149 Ribu dari 4 Link Kejutan Tengah Minggu!
-
5 Kuliner Lezat Keraton Solo yang Hampir Punah, Di Balik Hangatnya Aroma Dapur Para Raja
-
7 Fakta Watu Gilang yang Menjadi Penentu Legitimasi Raja Keraton Surakarta