Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 15 September 2021 | 17:44 WIB
Keluarga ini tidur di kolong meja wedangan yang berada di pinggir Jalan Solo-Semarang tepatnya depan SMPN 3 Kartasura, Desa Kertonatan Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Pasangan suami istri Wiwin Haryati (48)dan Cahyo Yulianto (52) menjadi viral media sosial (medsos). Mereka bersama anak-anaknya viral setelah tinggal di kolong meja tempat berjualan wedangan atau angkringan yang berada di Sukoharjo

Tempat mereka berjualan berada di pinggir Jalan Solo-Semarang tepatnya depan SMPN 3 Kartasura, Desa Kertonatan Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. 

Bersama anak-anaknya terpaksa tinggal di tempat jualan, karena tidak bisa membayar kos sebesar Rp 600.000 per bulan. Karena nunggak tidak bisa bayar, pemilik kos memintanya keluar, dan akhirnya tinggal di tempat jualan.

"Dulu, yang biasa tidur di warung saya dan suami, untuk anak-anak di kos. Tapi setelah tidak kos karena tidak bisa bayar, anak-anak akhirnya bawa kesini semua," ujar Wiwin Haryati saat ditemui, Rabu (15/9/2021). 

Baca Juga: Terlilit Hutang di Koperasi, Dino Nekat Begal Driver Ojol di Sukoharjo

Sudah sering pindah-pindah kost, karena tidak bisa membayar. Terakhir itu kost di daerah Colomadu, Karanganyar. Sebelum jualan wedangan disini, bersama suaminya merantau ke berbagai daerah jualan ayam dan bebek goreng. 

Tapi tidak pernah bertahan lama karena rugi dan nombok terus, setelah 14 tahun merantau akhirnya kembali ke kampung halaman di Kartasura. 

"Saya bilang ke suami, ayo pak jualan wedangan saja yang sederhana dan orang bisa masuk semua. Akhirnya jualan wedangan disini," katanya. 

Jualan wedangan hanya modal tenaga karena tidak punya uang. Gerobak pun harus menyewa sama gelas-gelasnya juga, sewa gerobak itu Rp 10.000 per hari. 

Untuk nasi dan minum milik sendiri, kalau makanan yang lain kebanyakan titipan dari orang-orang. 

Baca Juga: Kuota Kerap Habis di Kotanya, Gadis Asal Sukoharjo Ini Nekat Ikut Vaksinasi di Gunungkidul

"Jualan wedangan sudah 6 tahun ini dan sudah dipakai untuk tidur meski sudah kost. Tinggal disini semua baru saja setelah tidak bisa kost lagi," ungkap ibu 13 anak ini.

Sebenarnya di Kartasura ada saudara karena memang aslinya sini. Tapi tidak ada yang peduli padahal sangat membutuhkan sekali, kebetulan 
rumah suami sudah lama dijual. 

"Orang tua saya disini tapi sudah cerai dan menikah lagi. Jadi saya bingung mau ikut siapapun tidak boleh, akhirnya lebih baik hidup sendiri bersama suami anak-anak," sambungnya.  

Selama berjualan wedangan, penghasilan yang diraih tidak mesti. Kalau pas ramai bisa dapat Rp 400.000, kalau sepi Rp 100.000. Tapi itu diputar lagi untuk modal beli bahan-bahan yang dibutuhkan buat jualan. 

"Mulai jualan itu pukul 05.30 WIB, tutup sekitar pukul 03.00 WIB. Pas ramai itu malam hari buat nongkrong. Penghasilan bersih itu hanya Rp 100.000.  Tetap saya syukuri dan terus berjuang untuk anak-anak," imbuhnya. 

Keluarga ini tidur di kolong meja wedangan yang berada di pinggir Jalan Solo-Semarang tepatnya depan SMPN 3 Kartasura, Desa Kertonatan Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. [Suara.com/Ari Welianto]

Was-was

Untuk tinggal disini harus was-was, karena berada di pinggir jalan besar yang dilewati kendaraan-kendaraan besar. Pernah ada truk besar lewat terus terpal dan spanduk sobek jadi dua. 

Kalau pas hujan dingin dan pasti bocor, kasihan anak-anak. Pas malam itu anak-anak tidur kolom meja, ada juga yang tidur di kursi.

"Saya dan suami tidur di kursi panjang. Kasihan saya pada anak-anak, untungnya mereka tidak mengeluh," paparnya. 

Pernah sakit pas kumat (sakitnya kambuh) saat jualan dan penginnya mati, tapi anak-anak menguatkan dan memberi motivasi. 

"Sudah ibu jangan sakit, nanti kalau meninggal ikut siapa. Sempat punya pikiran seperti itu, akhirnya tetap bertahap dengan kondisi saat ini," ucap dia. 

Setelah menjadi viral di media sosial, ada beberapa pihak yang tahu dan memberikan bantuan. Pertama itu dari komunitas lalu dari bantuan Bojonegoro, tadi Pak Kapolsek Kartasura memberikan bantuan.

"Bantuan dari Pak Kapolsek itu sembako, uang, dan mainan buat anak-anak," tuturnya. 

Untuk bantuan dari pemerintah selama pandemi Covid-19 tidak pernah dapat. Sempat datang ke kelurahan minta agar bisa dapat bantuan dari pemerintah, katanya mau diproses tapi tidak tahu dapat tidak. 

"Pernah dapat beras 15 kg selama dua kali, tapi itu bukan atas namanya tapi orang lain. Padahal yang lain dapat Rp 600.000 rutin, tapi saya tidak dapat," tandasnya. 

Dulu pernah dapat bantuan buat usaha setelah ada yang mengajukan, pernah juga pinjam KUR Rp 2 juta dan tidak pakai jaminan selama dua kali. 

"Berharap ada perhatian dari pemerintah. Pernah tanya ke Pak Lurah langsung dan dimintai KK, tapi sampai sekarang tidak ada kabarnya," pungkas dia. 

Sementar itu Kapolsek Kartasura, AKP Mulyanta mengatakan jika ini bantuan untuk seorang pedagang yang punya 13 anak ini. 

Bantuan yang diberikan itu beberapa sembako, uang, dan mainan anak-anak. "Kami tergerak setelah viral media sosial. Semoga bantuan ini bisa untuk meringankan beban mereka dan anak-anak bisa terhibur," tuturnya. 

Kontributor : Ari Welianto

Load More