Fenomena Pengibaran Bendera One Piece, Aria Bima: Perlu Ditanggapi, Tapi Jangan Berlebihan

Hal itu ditegaskan dia saat ditemui di Loji Gandrung, Selasa (5/8/2025) sore.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 05 Agustus 2025 | 21:22 WIB
Fenomena Pengibaran Bendera One Piece, Aria Bima: Perlu Ditanggapi, Tapi Jangan Berlebihan
Politisi PDIP Aria Bima meminta kepada pemerintah untuk tidak berlebihan dalam menanggapi fenomena pengibaran bendera dan pembuatan mural One Piece. [Suara.com]

SuaraSurakarta.id - Politisi PDIP Aria Bima meminta kepada pemerintah untuk tidak berlebihan dalam menanggapi fenomena pengibaran bendera dan pembuatan mural One Piece.

Hal itu ditegaskan dia saat ditemui di Loji Gandrung, Selasa (5/8/2025) sore.

"Ya bendera one piece itu menurut saya ekspresi-ekspresi, bisa gayut bersambung menjadi hal yang tren. Tapi juga mungkin ada ekspresi-ekspresi keinginan atau kekecewaan," kata dia.

"Saya melihat, kita perlu merespon dan menanggapi tapi jangan terlalu berlebihan. Ini sifatnya temporer ya, tapi harus diwaspadai, ini sifatnya ngetren" lanjut Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini.

Baca Juga:Ini Alasan Warga Pembuat Mural One Piece di Semanggi, Suka Menggambar dan Diminta Buat

Aria Bima mengatakan setiap tanggal 17 Agustus waktu yang tepat untuk melihat bangsa ini ke belakang. Waktu yang tepat untuk melihat Indonesia kondisi saat ini dan ke depannya bagaimana.

"Ada hal-hal diulang tahun, ada yang merasa kemerdekaan sudah sangat dirasakan baik pribadi maupun kelompok. Ada juga yang keadaan semacam ini disyukuri sajalah, ada yang memang merasakan ketidakadilan hukum, ada yang merasakan ketidakadilan ekonomi hingga ada yang merasakan apasih bedanya merdeka atau tidak. Jangan-jangan enak dijajah Belanda, kan boleh-boleh saja di dalam proses peringatan itu dan semuanya itu dianggap rakyat Indonesia," paparnya.

Jadi kalau ada ekspresi-ekspresi bendera yang kurang memberikan rasa kebersamaan di 80 tahun Indonesia merdeka ini, memang harus direspon secara positif.

"Ya yang sudah mengibarkan mulai dihentikan jangan kemudian dijadikan gerakan. Kalau ekspresi-ekspresi pribadi masih kita lihat sebagai suatu hal yang biasa. Tapi kalau itu di organizer, dijadikan suatu gerakan untuk bagaimana situasi 80 tahun Indonesia merdeka ini ditanggapi dengan hal yang terlalu berlebihan, sehingga kita lupa mengucap syukur ini harus ditindak," jelas dia.

Menurutnya jangan semua kemudian di represif, yang sekedar kecewa karena mungkin nelayan pasang bendera one piece gara-gara solarnya kadang tidak ada atau mahal. Katanya merdeka tapi solar mahal atau di tengah sawah pupuknya langka. 

Baca Juga:Setelah Wali Kota Solo, Giliran Bupati Sragen Bela Warga Soal Gambar One Piece

"Kalau ada yang kurang kayak gini tanpa mereka berniat untuk frontal sama kebijakan negara. Ya menurut saya jangan terlalu serius berlebihan, nanti justru saat kita memperingati 80 tahun Indonesia merdeka, yang terekspos adalah hal-hal tidak diinginkan tapi yang pernik-pernik yang mungkin hanya kekecewaan masyarakat yang sebenarnya tidak berniat jahat kepada republik ini, hanya menyiapkan ekspresi 'tolong dong aku perhatikan," tandasnya.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini