SuaraSurakarta.id - Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Front One Boutique Adria Boyolali menyelenggarakan kegiatan spesial bertajuk 'Cooking Class & Hotel Tour' bersama siswa-siswi SD Al Khoir Boyolali, yang diikuti oleh puluhan anak dari kelas 1 hingga 5 SD.
Acara yang berlangsung pada Selasa (22/4/2025) ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia perhotelan secara menyenangkan sekaligus mengasah kreativitas dan kemandirian anak melalui kegiatan memasak sederhana.
Kegiatan dimulai dengan sambutan dari manajemen hotel dan ice breaking seru, dilanjutkan dengan hotel tour yang membawa anak-anak berkeliling melihat area kamar, restoran, dapur, dan fasilitas hotel lainnya.
Momen paling seru terjadi saat sesi Cooking Class, di mana para peserta diajak menghias Donat yang dipandu langsung oleh Executive Chef Front One Boutique Adria Boyolali Chef Arie.
Baca Juga:Cegah Anemia Sejak Dini: Alfamidi Gandeng Posyandu, Edukasi Ratusan Orang Tua
Anak-anak tampak antusias mengikuti setiap langkah, mulai dari mencampur adonan hingga menghias hasil karyanya sendiri.
General Manager Front One Boutique Adria Boyolali, Edward Priya mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian hotel terhadap dunia pendidikan dan pengembangan karakter anak sejak dini.
“Kami ingin mengenalkan dunia hospitality secara ringan dan menyenangkan, sejalan dengan dunia hotel yang merupakan bisnis kebahagiaan," kata dia dalam rilis yang diterima, Rabu (23/4/2025).
"Sekaligus memperingati semangat Kartini yang menginspirasi anak-anak untuk berani mencoba hal baru, acara ditutup dengan pembagian sertifikat dan sesi foto bersama, meninggalkan kesan mendalam bagi para siswa dan guru pendamping," ujar beliau.
Melalui kegiatan ini, Front One Boutique Adria Boyolali berharap bisa terus menjadi bagian dari komunitas dan memberikan kontribusi positif, khususnya dalam edukasi anak dan promosi budaya lokal.
Baca Juga:Boyolali Dilanda Banjir, Sejumlah Desa di Tiga Kecamatan Terendam
Tentang RA Kartini
Setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Ini merupakan momen untuk mengenang perjuangan sosok RA Kartini dalam memperjuangkan hak-hak wanita Indonesia. Berkat perjuangannya itu, kaum perempuan di Indonesia kini memiliki hak-hak yang setara dengan laki-laki.
Meski hari lahirnya diperingati setiap tahun, tak banyak yang tahu mengenai sepak terjang RA Kartini. Selain dikenal sebagai pejuang emansipasi perempuan, ia punya banyak fakta menarik lain yang harus kita ketahui.
Mengutip dari laman PIPS Universitas Islam Raden Rahmat, dikatakan kalau buku Kartini yang berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ menuai kontroversi.
Buku ini berisi surat yang dibuat Kartini untuk kepada sahabatnya di Belanda. Namun, buku ini sempat diragukan kebenarannya oleh para sejarawan lantaran tidak ada bukti valid bahwa seluruh surat di dalam buku tersebut adalah tulisan tangan Kartini.
Kartini juga diketahui mahir berbahasa Belanda. Hal ini karena ia merupakan seorang bangsawan Jawa, sehingga punya kesempatan untuk belajar bahasa Belanda. Kemampuannya ini juga yang membuatnya mendapat beasiswa dari pemerintah Belanda.
Nama Kartini rupanya juga dipakai untuk nama jalan di Belanda. Tidak tanggung-tanggung, ada empat kota di Belanda yang memakai nama Kartini, yaitu di Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Haarlem.
Keluarga Kartini disebutkan memiliki hubungan yang rumit. Ibu kandungnya disebut tak diakui sebagai istri utama. Pasalnya, ibu Kartini tidak berasal dari keluarga bangsawan. Sementara seorang bupati diharuskan menikahi bangsawan. Oleh sebab itu, ayahnya menikah lagi dengan anak keturunan Raja Madura.
Sebagai pejuang emansipasi wanita, siapa sangka ternyata Kartini tumbuh besar di lingkungan keluarga poligami. Bukan hanya sang ayah, bahkan Kartini sempat dijodohkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang saat itu sudah memiliki tiga istri.