Gunungan Makin Tinggi, PLTSa Putri Cempo Hanya Mampu Mengolah 120 Ton Sampah

Padahal produksi sampah di Solo mencapai sekitar 400 ton sampah per hari.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 18 April 2025 | 15:40 WIB
Gunungan Makin Tinggi, PLTSa Putri Cempo Hanya Mampu Mengolah 120 Ton Sampah
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, saat meninjau PLTSa Putri Cempo Solo, Jumat (18/4/2025). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau PLTSa Putri Cempo hanya mampu mengolah sampah di Solo sekitar 120 ton.

Padahal produksi sampah di Solo mencapai sekitar 400 ton sampah per hari.

"Jadi kalau Solo produksi sampah sekitar 400 ton perhari. Kita baru bisa mengolah sampah Solo itu hanya 120 ton saja," terang GM PLTSa Putri Cempo Solo Rolan Papahan saat ditemui usai mendampingi Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Jumat (18/4/2024).

Rolan mengatakan target sampah Agustus 2025 kedepan PLTSa itu bisa mengcover semua sampah yang masuk ke sini.

Baca Juga:Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam

Saat ini ada beberapa bangunan yang sedang dikerjakan untuk pemrosesan sampah di PLTSa.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, saat meninjau PLTSa Putri Cempo Solo, Jumat (18/4/2025). [Suara.com/Ari Welianto]
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, saat meninjau PLTSa Putri Cempo Solo, Jumat (18/4/2025). [Suara.com/Ari Welianto]

"Target sampai bulan Agustus kedepan, kita sudah bisa mengcover semua sampah yang masuk. Kita sudah ada beberapa bangunan yang kita kembangan, kebetulan baru dicor. Kita bangun 3000 meter lagi untuk pemrosesan sampah," ungkap dia.

Selama ini, lanjut dia, produksi di PLTSa Putri Cempo rata-rata 1,6 megawatt listrik per jam. Itu dengan pemusnahan sampahnya di 80 ton sampah kering per hari.

"Jadi kalau 80 ton sampah kering per hari itu sekitar 140 ton dari sampah basahnya. Produksi listriknya itu dirata-rata 1,6 megawatt listrik," katanya.

Saat disinggung ada rencana sampah dari daerah lain yang dibuang ke TPA Putri Cempo, Rolan menyebut akan fokus terlebih dahulu sampah yang ada sekarang ini.

Baca Juga:Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo

"Itu tadi dicanangkan seperti itu, tapi kita jangan merambah luas dulu. Yang di depan mata dulu yang kita atasi, baru nanti istilahnya kita akan kembangkan ke arah sana," jelas dia.

Rolan menjelaskan gunungan sampah yang ada di TPA Putri Cempo ini diperkirakan masih akan tinggi. Tapi itu tidak akan setinggi Gunung Lawu, karena sampah-sampah ini akan terus diolah.

"Kita memang mampu mengelola sekitar 120 ton sampah per hari dari 400 ton sampah yang datang. Gunungan sampah saat ini masih akan tinggi tapi saja janji tidak akan setinggi Gunung Lawu," tandasnya.

Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan bahwa pemerintah serius untuk menangani permasalahan sampah. Karena sampah itu menjadi salah satu isu dasar lingkungan yang belum selesai.

"Upaya serius dalam kabinet sekarang harus disampaikan ke seluruh masyarakat. Ada standing point bagaimana posisi pemerintah dalam rangka penanganan isu dasar lingkungan yang belum selesai, salah satunya sampah," ujar dia.

Hanif mengatakan kedatangan ke PLTSa Putri Cempo ini untuk melihat penyelesaian sampah dengan mengubah sampah menjadi energi listrik.

Hal ini sesuai dengan Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

"Semenjak Perpres itu berjalan baru dua yang telah operasional (Solo dan Surabaya), sementara satu Palembang baru selesai kontruksi. Sedangkan sembilan masih struggle, presiden minta ada akselerasi dan itu tunggu Perpres," paparnya.

Hanif menambahkan Presiden Prabowo Subianto ingin masalah sampah cepat selesai, diantaranya sampah-sampah yang timbunan hariannya mencapai 1.000 ton per hari baik itu satu kabupaten atau beberapa kabupaten.

"Di Solo diharapkan agar mengoperasionalkan penanganan sampah sampai ke hulu dengan berbagai macam skema metodologi dan teknologinya. Kami ke sini ingin langsung melihat permasalahan di energi melalui gasifikasi di Putri Cempo," pungkas dia.

Sebelumnya, Warga Kampung Jatirejo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres mengeluhkan dampak dari limbah operasional PLTSa Putri Cempo.

Limbah hasil produksi listrik dengan bahan bakar sampah tersebut mencemari lingkungan dan menggangu kesehatan warga.

Banyak warga yang sesak nafas, kebisingan suara, gatal-gatal hingga pencemaran limbah abu padat berwarna hitam.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini