Sedih Harus Berpisah, Buruh PT Sritex Saling Tanda Tangan di Seragam Kerja Layaknya Lulusan

Dari pantauan di lapangan para buruh mulai keluar dari tempat kerjanya.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 28 Februari 2025 | 14:38 WIB
Sedih Harus Berpisah, Buruh PT Sritex Saling Tanda Tangan di Seragam Kerja Layaknya Lulusan
Para buruh saat tanda tangan di seragam di hari terakhit kerja di PT Sritex, Jumat (28/2/2025). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Suasana haru menyelimuti buruh PT Sri Rejeki Isman atau PT Sritex di hari terakhir bekerja, Jumat (28/2/2025).

Dari pantauan di lapangan para buruh mulai keluar dari tempat kerjanya. Mereka nampak membawa barang-barang yang telah dikemasi. 

Tampak wajah para buruh sedih, ada juga yang keluar pabrik yang menangis. Informasinya hari ini tidak ada kegiatan kerja melainkan perpisahan dengan rekan-rekan kerjanya.

Para buruh pun melakukan tanda tangan di seragam warna biru yang dikenakan dengan spidol. Tidak hanya tanda tangan tapi juga kata-kata semangat layak kelulusan sekolah.
 
Mereka tanda tangan dengan wajah tampak sedih dan menahan air mata. Karena harus berpisah dengan rekan-rekan kerjanya yang sudah bersama-sama puluhan tahun.

Baca Juga:Babak Baru Pailit PT Sritex: Ratusan Kreditur Gigit Jari, Tagihan Ditolak Total!

Mereka juga berteriak-teriak "Lulus. Sudah lulus," teriak para buruh.

Salah satu buruh Karwi Mardianto mengatakan tanda tanda dan corat coret seragam ini sebagai bentuk apresiasi untuk saling mengingat.

"Jadi begitu kita melihat tanda tangan teman-teman semua ini. Kita mengingat kebersamaan waktu di Sritex nanti," ujarnya saat ditemui, Jumat (28/2/2025).

Karwi mengatakan ini hari terakhir kerja di Sritex dan tetap teman-teman terima. Perasaan sedih pasti mengingat mereka sudah bekerja di sini selama puluhan tahun.

"Sedih pasti ada. Tapi tetap harus kita terima," katanya yang sudah bekerja di Sritex selama 17 tahun ini.

Baca Juga:Buruh PT Sritex Terancam Menganggur, Ini Langkah Pemprov Jateng

Menurutnya ada nilai plusnya mengingat ini menjelang bulan ramadhan. Mungkin para buruh diminta untuk fokus selama bulan ramadhan meski tidak bekerja lagi.

"Mungkin kita diminta untuk fokus beribadah dulu. Jadi ada nilai plusnya lah," sambung dia.

Karwi mengaku masih optimis dan percaya ada rejeki saat bulan ramadhan dan lebaran nanti. Karena memang yang bekerja di sini menjadi tulang punggung keluarga.

"Ya, percaya lah pasti nanti ada rejeki, pasti ada jalan juga. Kebanyakan jadi tulang punggung keluarga, saya juga," terangnya.

Hari ini, lanjut dia, hari terakhir masuk kerja tapi tidak ada aktivitas apa-apa cuma perpisahan saja. Kalau kerja terakhir kemarin, itu suasananya sudah tidak seperti biasa.

"Terakhir kerja kemarin, ini hanya perpisahan saja. Kemarin kerja tapi tidak full, suasana kemarin banyak yang sedih, kecewa. Sudah banyak yang nangis juga, apalagi hari ini tadi," jelas dia.

Mereka menganggap di sini itu sebagai rumah atau keluarga kedua setelah di rumah. Jadi mereka sangat sedih berpisah dan banyak suka dukanya juga. 

"Di sini rumah kedua bagi kita semua. Ada juga dari bujang sampai dapat jodoh juga di sini," tandasnya. 

"Sedih banget dan tidak percaya. Banyak kenangan selama bekerja di sini," pungkas buruh lain.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini